Home Internasional Swiss Cinta Senjata Api, Uni Eropa Menuntut Adanya Pengetatan Kepemilikan Senjata

Swiss Cinta Senjata Api, Uni Eropa Menuntut Adanya Pengetatan Kepemilikan Senjata

Bern, Gatra.com - Senjata di Swiss dipandang lebih dari sekadar untuk perlindungan dan keamanan nasional. Berbeda dari orang Eropa lainnya, orang Swiss bangga akan kemampuan mereka mengelola budaya senjata mereka secara terkendali dan terorganisir.

Tetapi sekarang budaya itu menghadapi ancaman eksistensial dari luar negeri. Pada tanggal 19 Mei 2019 nanti, Swiss akan memilih apakah akan mempertahankan tradisi penembakan yang mereka sukai, atau tunduk pada peraturan senjata yang lebih ketat yang disyaratkan oleh Uni Eropa.

Usulan ini dikeluarkan oleh Uni Eropa sebagai respon dari serangan terorisme di Christchurch, Selandia Baru yang menewaskan banyak orang beberapa waktu yang lalu. "Meskipun begitu, aturan baru ini tidak akan merubah tradisi persenjataan di Swiss," sanggah Pemerintah Swiss di situs internetnya, seperti yang dilansir oleh Time.com.

Tradisi yang dimaksud ini bisa dilacak kembali ketika masa Perang Dunia 2, pada saat itu semua warga Swiss harus dipersenjatai demi menjaga tanah airnya dari serangan kubu Axis.

Walaupun Swiss bukan milik Uni Eropa, Swiss adalah bagian dari zona yang disebut blok Schengen, yang dapat dikunjungi tanpa visa atau paspor oleh warga negara dari 26 negara Eropa, dan karenanya, Brussels mendesak negara tersebut untuk mematuhi hukumnya.

Jika warga Swiss nantinya memberikan suara untuk menolak, ada kemungkinan Swiss akan dikeluarkan dari zona Schengen ini, bersama dengan pendapatan pariwisata dan polisi dan anggota dukungan peradilan dari negara-negara Uni Eropa.

Jawabannya tidak akan diketahui sampai suara dihitung pada 19 Mei, tetapi sementara itu, tampaknya ada peningkatan minat dalam kepemilikan senjata. Catatan polisi Swiss menunjukkan bahwa di tahun 2018-2019 ini di beberapa daerah terdapat peningkatan pembelian lisensi senjata api sebanyak 40% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

882