Home Ekonomi Kapolrestabes : Tertangkapnya 40 WNA tidak ada kaitanya dengan Pilpres.

Kapolrestabes : Tertangkapnya 40 WNA tidak ada kaitanya dengan Pilpres.

Semarang, Gatra.com - Aparat Imigrasi Semarang menggerebek  sebuah rumah  di kawasan Puri Anjasmoro Semarang, Minggu (21/4) . Dalam  penggerebegan,   mereka menangka  40 WNA  yang diduga  melakukan kejahatan lintas negara. Untuk pengusutan lebih lanjut, mereka  bekerja sama dengan  Polrestabes Semarang.  

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol. Abioso Seno Aji, membenarkan informasi  tentang penangkapan 40 WNA yang bersembunyi di kota semarang. Menurut Abioso, dari  40 WNA  yang ditahan  petugas Imigrasi Semarang,  11  di antaranya adalah buruan  Interpol.

"Mereka (WNA tersebut) diamankan petugas Imigrasi Semarang  dari sebuah rumah di Puri Anjasmoro Blok M2 Nomor 11 Kota Semarang, Kamis (18/4) lalu" kata Abioso saat menyampaikan keterangan  pers  di Rudenim Jalan Hanoman Semarang, Minggu (21/4)

Para WNA  yang berasal dari Taiwan dan Cina  itu merupakan pelaku kejahatan dengan modus penipuan dengan menggunakan alat komunikasi elektronik. "Para korban kejahatan yang mereka lakukan adalah warga asing di Taiwan dan Cina" kata Abioso .

Dari rumah yang mereka tempati, petugas menyita sejumlah barang bukti, di antaranya 29 ponsel, 10 paspor berkebangsaan Taiwan, uang tunai Rp35 juta, 3 pager, satu bendel dokumen, 64 unit telepon rumah, dan beberapa komputer.

"Modus yang dilakukan 40 orang ini adalah dengan melakukan penipuan sekaligus pemerasan dengan sasaran warga negara asing yang ada di Taiwan ataupun Cina yang memiliki permasalahan hukum," kata Abioso. Berdasarkan penyelidikan sementara, para WNA  itu berada di  Semarang sejak dua bulan lalu. 

Di antara para WNA itu terdapat 6  wanita, yang saat ini  ditempatkan di Rumah Detensi imigrasi (Rudenim) Semarang. Mereka berusia  25 tahun sampai 30 tahun.

" Sebeas orang di antara mereka adalah  DPO dari Interpol Taiwan. Mereka adalah pelaku-pelaku kejahatan  dari Taiwan dan sudah masuk DPO Interpol sana," ucapnya.

Oleh karena itu, pihak kepolisian akan bekerja sama dengan  Interpol untuk mengusut lebih lanjut  kejahatan yang mereka lakukan. Petugas masih terus berupaya melakukan pemeriksaan untuk mengetahui sejauh mana gerakan mereka di Indonesia. "Dari Interpol akan datang untuk interview langsung. Mereka (para WNA itu)  tidak ada yang bisa berbahasa Indonesia," katanya.

Kapolrestabes belum mengetahui  tujuan  keberadaan di Indonesia, dan apakah mereka telah melakukan kejahatan yang sama terhadap warga negara Indonesia. Namun   dipastikan  keberadaan mereka itu tidak ada kaitanya dengan pilpres 2019. "Kami masih menyelidik siapa sponsor yang  mendatangkan para pelaku ke Indonesia sehingga bisa melakukan kejahatan di Indonesia," kata Abioso.

Sementara itu, saat awak media mengunjungi  rumah  yang ditinggali para pelaku, pada Minggu (21/4), kondisinya lenggang. Menurut salah satu petugas keamanan komplek tersebut, rumah itu  dikontrak sejak dua bulan lalu. Meskipun  dihuni banyak orang, petugas itu belum pernah melihat mereka rumah keluar.

petugas keamanan tersebut mengaku pernah masuk rumah tersebut, yaitu  ketika mengantar aparat kepolisian setelah penangkapan dilakukan pihak Imigrasi. Menurutnya, rumah berlantai dua tersebut dilengkapi peredam suara pada setiap jendela.

"Dari luar seperti rumah biasa, di dalam ada peredam suaranya. Mereka tidak pernah keluar. Tidak pernah ada mobil yang keluar-masuk  rumah itu," katanya.

861