Home Gaya Hidup Kawasan Konservasi Nusakambangan Terganggu, BKSDA Usulkan Zonasi

Kawasan Konservasi Nusakambangan Terganggu, BKSDA Usulkan Zonasi

Cilacap, Gatra.com – Kawasan konservasi di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, terganggu oleh aktivitas wisata alam, terutama di sisi timur Pulau Nusakambangan. Kian hari, aktivitas itu bertambah  seiring dengan pembukaan kawasan timur sebagai destinasi wisata.

Koordinator Polisi Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah wilayah Konservasi II Cilacap-Pemalang wilayah Resor Cilacap, Endi Suryo Heksianto, mengatakan  kawasan konservasi di Nusakambangan totalnya  seluas 800 hektare. Perinciannya, 200 hektare di koridor Nusakambangan timur dan 600 hektare berada di koridor barat Pulau Nusakambangan.

“Kalau untuk ancaman perambahan dan penambangan tidak ada, tapi kalau ancaman wisata memang ada,” kata Endi, Senin (13/5).

Kata dia, di sisi timur Nusakambangan aktivitas wisata sudah semakin meluas dan menjangkau wilayah-wilayah konservasi. Selain wisata alam, di sisi timur Nusakambangan ada benteng peninggalan Portugis-Belanda. Beberapa senjata berat dan bunker juga ditemui di tempat ini. “Wisata berupa benteng kuno dan benda bersejarah peninggalan masa penjajahan,” ujarnya.

Dia khawatir, aktivitas wisata yang semakin tinggi itu akan mengganggu kawasan konservasi. Sebab itu, BKSDA tengah mengajukan zonasi untuk aktivitas wisata ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). “Sekarang sudah ada progres untuk sebagian wilayah dari cagar alam yang kita bagi zonanya, atau bloknya, menjadi blok wisata. Tapi, ini masih dalam tahap pengajuan ke Kementerian LHK,” katanya.

Lebih lanjut Endi Suryo mengemukakan, ancaman lain adalah perburuan liar. Dia mengakui, Nusakambangan relatif aman dari perburuan satwa dilindungi. Akan tetapi, ada sejumlah kawasan konservasi yang mudah dijangkau dengan perahu sehingga tak  tertutup kemungkinan ada aktivitas perburuan liar.

Karena itu, BKSDA berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM serta kepolisian melakukan upaya pencegahan dan pengamanan di wilayah konservasi. “Itu untuk Nusakambangan Timur itu. Selain menjaga konservasi,  dengan pemangku wilayah kita sering berkomunikasi,” ucapnya.

Endi mengatakan, selain menjadi habitat macan kumbang dan macan tutul, Nusakambangan juga menjadi ekosistem bagi berbagai hewan dilindungi lainnya, seperti lutung jawa, kijang, landak burung raja udang, paruh bengkok, dan rangkong.

1516