Home Milenial Tim Ahli IPB: Hama Fall Army Worm (FAW) Sudah Muncul di Indonesia

Tim Ahli IPB: Hama Fall Army Worm (FAW) Sudah Muncul di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Berdasarkan rilis dari CropLife Indonesia, lebih dari 88 jenis tanaman dari 44 negara di dunia telah terinvasi hama Fall Army Worm (FAW) yang juga disebut sebagai Spodoptera frugiperda. Sekilas, spesies ini mirip dengan ulat grayak.

Hama asli Amerika ini pertama teridentifikasi di Nigeria, Afrika pada tahun 2016. Kemudian, hama ini mulai memasuki Asia pada tahun 2018.

Tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan temuan bahwa FAW sudah dideteksi di Indonesia. Ini dibuktikan berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan di Pasaman Barat, Sumatera Barat pada Maret lalu.

Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Indonesia, Dadang, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mengonfirmasi adanya FAW di Indonesia. 

“Secara morfologi dan biologi molekuler itu adalah frugiperda (FAW),” ujar Guru Besar IPB tersebut. 

Ia mengaku pihaknya dibantu oleh tim dari Universitas Lampung dan Syngenta dalam analisis tersebut.

“Kami sudah laporkan tersebut ke karantina,” ungkapnya. 

Dadang mengaku pihaknya sudah berkali-kali mengikuti diskusi dengan Kementerian Pertanian (Kementan), namun belum ada keputusan dari Kementan yang menetapkan FAW sebagai ancaman nasional. 

“Saya yakin dalam hati mereka sebenarnya sudah ditemukan,” ujarnya.

Dosen Departemen Proteksi Tanaman IPB, Dewi Sartiami mengungkapkan FAW menyerang tanaman jagung di Indonesia. 

Ia menunjukkan bahwa FAW menyebabkan daun-daun berlubang, titik tumbuh terpotong, mengeluarkan feses seperti serbuk gergaji.

”Saat kita buka tanamannya, kita temukan 11 ekor (FAW),” ujarnya.

Secara morfologi, Dewi menerangkan terdapat empat ciri dari ulat FAW yaitu terdapat garis mirip huruf Y terbalik pada kelapa, terdapat empat pinakula (bintik besar) pada abdomen (perut) segmen delapan, memiliki tiga garis sepanjang bagian atas tubuh, dan memiliki garis lebar seperti pita pada lateral tubuh.

Sementara itu, Dosen Departemen Proteksi Tanaman IPB, Idham Sakti Hararap menjelaskan bahwa ditemukan resistensi FAW terhadap insektisida di Meksiko dan Puerto Rico. 

Ia pun menerangkan bahwa hama tersebut kemungkinan tersebar melalui larva yang menempel pada sayuran, buah, dan tanaman hias. 

“Kecepatan terbangnya dapat mencapai 100 km/hari,” ungkapnya.

Dadang berpendapat penyebarannya ke daerah-daerah lain di Indonesia tinggal menunggu waktu saja. 

“Saat ini, pergerakan frugiperda masih tertahan oleh angin (muson) yang masih bergerak ke arah utara,” tuturnya.

“Saya berharap adanya kebijakan yang cerdas. Tolong aksi yang cepat menjadi menjadi perhatian,” tegasnya.

1578

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR