Home Milenial Akibat Banjir, Pengungsi di Konawe Utara Sultra Mulai Terserang Diare

Akibat Banjir, Pengungsi di Konawe Utara Sultra Mulai Terserang Diare

Kendari, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengungkapkan, warga yang tinggal di pengungsian akibat banjir sejak 2 Juni, mulai terserang penyakit diare.

"Pengungsi sudah ada sebagian yang sakit. Utamanya penyakit diare, karena air dan segala macam,” kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Djasmiddin, dari Wanggudu, Minggu malam (9/6).

Djasmiddin mengatakan berkurangnya pasokan air bersih menjadi salah satu penyebab warga pengungsi mengeluhkan rasa sakit perut atau terserang diare.

"Armada kita untuk menyuplai air bersih terbatas, hanya tersedia satu armada mobil tangki milik Dinas Lingkungan Hidup," katanya.

Ia berharap, ada pihak lain yang bisa membantu armada angkut air bersih, karena warga pengungsian sangat membutuhkan pasokan air termasuk selimut.

"Untuk menangani hal ini, Bupati Konawe Utara, Ruksamin, sudah minta ke Kepala BNPB Sultra untuk dikirimkan mobil tangki," katanya.

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuka posko pengumpulan bantuan bagi warga yang ingin menyalurkan bantuan untuk korban banjir yang melanda daerah itu sejak 2 Juni 2019.

Bupati Konawe Utara, Ruksamin, dari Wanggudu, mengatakan posko utama pengumpulan bantuan yakni di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati.

"Bantuan itu untuk warga kita yang sedang mengungsi sekitar 4.089 orang akibat banjir tersebut yang menghanyutkan belasan rumah dan merendam ratusan rumah," katanya.

Ruksamin berharap, elemen masyarakat yang ingin membantu bagi saudaranya yang tertimpa bencana banjir bisa menyalurkan di posko utama.

"Kita membuka diri baik organisasi, lembaga, swasta atau pun pribadi yang mau membantu kami Pemkab Konawe Utara telah menyiapkan posko utama di rumah jabatan Bupati," ujarnya.

Dikatakan, saat ini korban banjir sangat membutuhkan bantuan selimut mau pun tikar untuk yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.

"Sementara untuk makanan dan obat-obatan masih tersedia stoknya. Sedangkan selimut dengan kasur itu masih kurang," ujarnya.

Dikutip Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe Utara, menyebutkan bahwa titik lokasi banjir di daerah itu terus meluas hingga saat ini mencapai 13 desa.

Ke-13 titik yang terendam banjir yakni di Desa Tambakua, Langgiwo, Polora Indah, Sabandete, Mopute, Longeo, Tapuwatu, Walalindu, Alawanggudu, Puuwanggudu, Labungga, Laronanga dan Kelurahan Lino Moio. Ke 13 desa tersebut berada di Kecamatan Langgikima, Asera, Oheo, Landawe, Wiwirano, dan Andowia.

Banjir yang terjadi akibat hujan yang turun dengan intensitas tinggi sehingga 3 sungai meluap yakni Sungai Lalindu, Wadolo dan Wadambali.

Adapun rumah yang rusak atau hanyut akibat terjangan banjir sebanyak 17 unit, kemudiam rumah terendam 851 unit dan 3 masjid juga ikut terendam.

Selain itu, satu jembatan penghubung tak bisa diakses karena terendam banjir, termasuk 4 unit Sekolah Dasar (SD) dan 1 unit Sekolah Menengah Pertama tidak dapat diakses.    

292