Home Ekonomi Ini Yang Dikhawatiran Dinas ESDM Riau Soal Peremajaan Pipa Blok Rokan

Ini Yang Dikhawatiran Dinas ESDM Riau Soal Peremajaan Pipa Blok Rokan

Pekanbaru, Gatra.com - Niat PT Pertamina membangun pipa minyak yang baru di Blok Rokan, diharapkan tidak terganggu oleh perbedaan peta kawasan antara area kehutanan dan pertambangan.
 
Menurut Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Indra Agus Lukman, pembangunan pipa minyak di Blok Rokan merupakan keharusan dalam upaya menjaga stabilitas produksi minyak.
 
"Susahnya itu kalau peta yang dipakai kehutanan beda dengan pertambangan. Tapi kalau One Map Policy (kebijakan satu peta) selesai, persoalan semacam itu bisa dihindari," katanya kepada Gatra.com di sela-sela rapat paripurna di DPRD Riau, Kamis (13/6).
 
One Map Policy dinilai penting untuk mendukung kelancaran pembangunan pipa minyak di Blok Rokan. Sebab, pada proyek pipa minyak yang baru ini, jalur - jalur baru diperlukan untuk menghindari dampak negatif dari jalur pipa  minyak yang sudah existing.
 
Indra mengakui sebagian jalur pipa minyak yang sudah ada di Riau, saat ini dikelilingi pemukiman penduduk. Jalur seperti itu, selain dapat membahayakan penduduk sekitar, juga dapat membuat pipa minyak rentan dirusak oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
 
"Sebetulnya serba sulit menjaga pipa kita itu. Karena ada masyarakat yang tinggal di situ, ini soal keamanan. Jadi buat trayek baru mungkin lebih efesien. Tapi kan Pertamina punya hitung-hitungan sendiri, menguntungkan atau tidak," katanya.
 
Sementara itu PT Chevron Pacifik Indonesia (CPI) selaku pengelolah konsesi Blok Rokan (hingga 2021), sudah lama menginginkan peremajaan pipa minyak di Riau. Hal ini dilatari usia pipa minyak yang sudah mencapai 60 tahun. Namun hal tersebut urung dilakukan lantaran sejumlah hal.
 
Pertama, Chevron merasa pembangunan pipa yang baru bakal membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu, panjang pipa yang mesti diremajakan juga menimbulkan beban kerja yang tak bisa diremehkan. Selain panjangnya mencapai 200 kilometer, Chevron juga harus mensiagakan pipa pengganti untuk memastikan produksi tetap berjalan saat perbaikan berlangsung. Bukan hanya itu, teknis pembagunan pipa baru juga membutuhkan lahan lebih dari lima hektare.
 
Adapun Blok Rokan  dikenal sebagai salah satu blok migas dengan produksi minyak tertinggi. Sebagai gambaran, pada kuartal I tahun 2018, Blok Rokan mampu menghasilkan minyak sekitar 210.280 barel per hari (bph) atau terbanyak dibanding blok-blok lain. Sementara untuk produksi gas, Blok Rokan memproduksi sekitar 24,26 MMSCFD.
 
507