Home Internasional Kota Chennai di India Kekeringan, Penduduk Kehabisan Persediaan Air

Kota Chennai di India Kekeringan, Penduduk Kehabisan Persediaan Air

New Delhi, Gatra.com – Kekeringan empat waduk yang berada sekitar 25 kilometer (15,5 mil) jauhnya di Chennai, kota terbesar keenam di India mengakibatkan jutaan orang kehabisan air. Kondisi tersebut semakin parah dengan ketidakmampuan untuk mengumpulkan air hujan yang cukup, serta tingkat air tanah yang rendah. Pemerintah negara bagian Tamil Nadu telah menyediakan air bagi penduduk.

Persediaan air tersebut dibawa langsung ke lingkungan Chennai dengan truk. Setiap hari, ratusan ribu penduduk harus antri berjam-jam di tengah-tengah musim panas untuk mendapatkan air. Suresh Subburaman, warga Chennai dan pemilik hotel Nivis Kitchen berjuang untuk mempertahankan bisnisnya.

"Meski tidak berfungsi dengan semestinya, hotel kami tetap buka. Kami berjalan pada situasi tanpa rugi, tanpa untung. Ini adalah satu-satunya bisnis kami, tidak punya pilihan lain. Kami harus menjalankannya," kata Subburaman seperti dikutip dari CNN, Kamis (20/6).

"Sebelumnya, ada pemberitahuan bahwa bantuan air akan datang setiap hari. Sekarang, kami hanya mendapatkannya setiap tiga hingga empat hari. Kami menyimpan air di tangki kecil atau pot plastik 20 liter di rumah," sambungnya.

M. Senthilsaravanan yang merupakan penduduk sekaligus pemilik hotel lainnya mengatakan, di daerah Chennai, hotel dan restoran telah ditutup karena tidak mendapatkan air yang cukup dan ada permintaan yang tinggi. Senthilsaravanan tinggal di pinggiran Navalur di Chennai dan membayar sekitar 6.000 rupee ($86) setiap hari untuk kapal tanker yang mengirimkan air ke hotelnya.

Ketatnya jatah persediaan air, banyak keluarga kaya telah mengandalkan tanker air pribadi yang mahal. Meskipun begitu, pemerintah kota juga memprioritaskan penduduk berpendapatan rendah untuk memesan tangki air.

Menurut laporan tahun 2018 oleh Niti Aayog dari sebuah lembaga think tank kebijakan untuk pemerintah India, Chennai menjadi korban terakhir dari kekeringan di seluruh negeri yang telah menyebabkan 600 juta orang kekurangan air. Hanya seperempat keluarga India memiliki air minum di rumah. Sekitar 200.000 orang meninggal setiap tahun karena pasokan air yang tidak memadai atau kontaminasi air.

Sebagian besar orang India bergantung pada air tanah untuk kebutuhan airnya. Pengeboran beberapa dekade untuk medapatkan air telah menyebabkan penipisan air tanah yang parah. "Ini terutama karena buruknya pengelolaan badan air. Kami sepenuhnya bergantung pada hujan. Pemerintah harus memastikan bahwa ada pengambilan air," ujar seorang aktivis di kota tersebut, Jayaram Venkatesan.

Seratus juta orang, termasuk yang berada di kota-kota besar seperti Delhi, Bangalore dan Hyderabad akan segera tinggal di kota-kota tanpa air tanah. Apalagi, PBB baru-baru ini memperkirakan bahwa populasi India akan melonjak hampir 300 juta pada tahun 2050 dan akan menjadi negara terpadat di dunia. Lebih rumit lagi adalah dampak buruk dari perubahan iklim. Hujan muson maupun kekeringan yang tidak menentu dapat mengancam panen petani. Hal Ini juga bisa melumpuhkan mata pencaharian di negara yang didominasi pertanian, di mana 80% air digunakan untuk mengairi tanaman seperti tebu dan padi.

132