Home Internasional Badan Buruh PBB Adopsi Gerakan #MeToo Melawan Pelecehan

Badan Buruh PBB Adopsi Gerakan #MeToo Melawan Pelecehan

Geneva, Gatra.com - Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengawasi standar perburuhan internasional, mengadopsi gerakan #MeToo untuk melawan kekerasan dan pelecehan seksual di tempat kerja. 

Gerakan #MeToo merupakan gerakan dari kaum perempuan untuk melawan pelecehan seksual.

Konvensi tersebut disepakati dengan margin yang luas pada hari terakhir konferensi tahunan pemerintah, kelompok pengusaha dan pekerja Organisasi Perburuhan Internasional, juga mengikat pemerintah yang meratifikasinya.

“Untuk pertama kalinya komunitas internasional telah melengkapi dirinya dengan instrumen global untuk memerangi kekerasan dan pelecehan seksual di tempat kerja,” kata Direktur Jenderal ILO Guy Ryder.

Gerakan #MeToo dipicu oleh kasus pelecehan oleh produser di dunia hiburan Hollywood pada tahun 2017. Selain industri hiburan, gerakan ini juga menyoroti secara luas pola pelecehan seksual atau pelecehan di berbagai industri lain di Amerika.

Melalui kampanye #MeToo, puluhan puluhan pria berkuasa di bidang hiburan, politik, dan bidang lainnya dijebloskan ke dalam penjara akibat melakukan pelanggaran seksual kepada korban yang kebanyakan perempuan.

Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization - ILO) yang berusia seabad memulai diskusi pertamanya pada tahun 2015 mengenai hal ini. Ryder mengatakan, momentum dan pentingnya proses ini telah ditekankan oleh gerakan #MeToo.

Perjanjian ini bertujuan untuk melindungi pekerja, terlepas dari status kontrak, dari pelecehan di tempat-tempat di mana mereka dibayar, beristirahat, makan atau menggunakan fasilitas sanitasi. Ini juga mencakup perjalanan yang terkait dengan pekerjaan, pelatihan, kegiatan sosial, komunikasi dan perjalanan.

Ryder mengatakan langkah selanjutnya adalah ratifikasi nasional.

Catatan ILO menunjukkan, semua negara setuju dengan hal ini, kecuali Rusia, Singapura, El Salvador, Malaysia, Paraguay dan Kirgistan. Perwakilan pengusaha dari Malaysia dan beberapa negara Amerika Latin menentang gerakan ini.

512

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR