Home Milenial Tujuan dan Posisi Indonesia dalam Pertemuan G20 Belum Jelas

Tujuan dan Posisi Indonesia dalam Pertemuan G20 Belum Jelas

Jakarta, Gatra.com – Pertemuan G20 akan diadakan di Jepang pada 28-29 Juni mendatang dengan agenda pembahasan soal transisi energi dan lingkungan. Manager Kampanye Iklim Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Yuyun Harmono mengatakan untuk tidak terlalu mengharapkan pertemuan tersebut menyelesaikan persoalan energi.

“Negara-negara yang tergabung dalam G20 belum menunjukkan komitmen meninggalkan energi kotor ke energi bersih. Hal tersebut terlihat dari Cina yang belum berekspansi ke energi alternatif yang rendah emisi dan karbon,” ujar Yuyun di kantor Walhi, Jakarta, Senin (24/6).

Lebih jauh lagi, tidak ada hukuman ataupun sanksi kepada negara yang belum beralih ke energi bersih. Sejumlah pihak masih membiayai energi kotor di negara berkembang. Ini terlihat dari pembiayaan untuk investasi di energi batu bara, termasuk di Indonesia. Sementara itu, dari total 75% emisi global, sektor energi memiliki kontribusi besar dalam menyumbang emisi.

Baca Juga: Perubahan Iklim Makin Nyata, KLHK Lakukan Langkah Ini

“Anggota G20 masih menggunakan bahan bakar fosil, minyak bumi, bahkan batubara. Berdasarkan data dari Direktorat Pengendalian Perubahan Iklim, pada 2010-2017 menunjukkan bahwa penurunan emisi berada di sektor lahan bukan pada segi energi,” katanya.

Pada 2010, sektor energi menyumbang pada emisi global sebanyak 41%. Lalu naik di 2017, emisi global disebabkan oleh energi sebesar 49%. Hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kolaborasi energi yang sebelumnya sudah disepakati di G20 Australia pada 2014. “Ke depannya, bila dibiarkan seperti ini dalam jangka waktu lama dan tidak ada tindakan, maka akan mempercepat pula siklus emisi energi,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA), Muhammad Reza melihat bahwa posisi Indonesia dalam G20 masih belum jelas. Dia menuturkan hal tersebut dipengaruhi oleh pergantian pemerintah sehingga berdampak pada perubaha aturan pengolahan.

“Posisi Indonesia tidak jelas dalam posisi anggota atau hanya menjadi pasar saja. Pengelolaan energi pun tidak jelas ditujukan untuk pasar ataupun masyarakat. Sebab pertemuan G20 dihadiri oleh para korporat sehingga perlu dipertanyakan tujuan dari G20 tersebut,” ujarnya di tempat yang sama.

 

 

572