Home Gaya Hidup Kerusakan Danau Toba Parah, BLH Sumut Mengatakan Ringan

Kerusakan Danau Toba Parah, BLH Sumut Mengatakan Ringan

Balige, Gatra.com - Beda pendapat, terkait pencemaran Danau Toba sempat terjadi antara Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumatera Utara, Binsar Situmorang dengan staf ahli Kementeriaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Prof Winarni Monoarfa. 

Binsar Situmorang yang diwawancarai wartawan di sela acara tabur benih ikan di Danau Toba yang digelar Departemen Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di kawasan perairan Balige, Jumat (5/7) sempat menyatakan, pencemaran di Danau Toba masih tergolong ringan. Sebaliknya, Winarni menyatakan pencemaran di Danau Toba sudah sangat parah.

Baca Juga: Tidak Ada Masalah Ekologi Apabila Kearifan Lokal Dijalankan

"Danau Toba masuk dalam kategori danau yang pencemarannya paling parah di Indonesia. Karenanya pemerintah pusat sangat serius memperhatikan Danau Toba," kata Winarni dalam sambutannya mewakili Menteri KLHK Siti Nurbaya Bakar saat membuka seminar "Safe Lake Toba & Eco Care" di Pendopo Kantor Bupati Tobasa, Jalan Pagar  Batu, Balige, usai tabur benih bibit ikan itu, Jumat siang (5/7).

Wartawan mengklarifikasi kembali pernyataan Binsar dengan mengkonfrontir pernyataan Winarni. "Memang pada daerah tertentu ada yang sudah parah. Tapi tidak semua," ralat Binsar. Sayangnya Binsar tidak menjelaskan lebih lanjut daerah yang dimaksud.

Baca Juga: Kerusakan Ekosistem Danau Toba Parah, Gereja HKBP Diminta Turun Tangan

Salah seorang narasumber seminar, Dr. Tiapul Hutahaean menguatkan pernyataan Winarni. Dikatakan Tiapul, kondisi air Danau Toba berdasarkan sejumlah penelitian sudah sangat parah. Bahkan untuk digunakan mencuci saja sudah tidak layak. 

"Malah ada penelitian yang mengatakan, bila air Danau Toba diminum anak bayi, sepuluh tahun kemudian dia bisa tumbuh jadi anak autis. Hal itu karena residu limbah yang ada di dalamnya," kata Tiapul yang juga seorang pendeta ini.

Baca Juga: Sere Wangi Salah Satu Solusi Untuk Danau Toba

Bupati Tobasa, Darwin Siagian yang juga turut memberi sambutan juga mengakui air Danau Toba sudah sangat tercemar. Antara lain oleh limbah rumah tangga maupun kerambah jaring apung. Selain tercemar, debit air juga mengalami penurunan sampai 3 meter.

"Sekitar tahun 1960, tinggi permukaan air Danau Toba kurang lebih 905 meter di atas permukaan laut. Sekarang 902 meter. Pendangkalan paling nyata terjadi di Tano Ponggol Samosir. Dulu Tano Ponggol bisa dilewati kapal, tapi sekarang tidak," katanya.

 
1469

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR