Home Gaya Hidup Artjog 2019, dari Art Fair ke Festival Seni

Artjog 2019, dari Art Fair ke Festival Seni

Yogyakarta, Gatra.com - Pameran seni di Yogyakarta, Artjog, kembali digelar pada 25 Juli - 25 Agustus 2019 di Jogja National Museum. ARTJOG MMXIX sebagai Artjog ke-12 ingin menegaskan perubahan citranya dari art fair atau bursa seni menjadi festival seni kontemporer.

Pilihan itu karena selama ini Artjog bukan hanya menonjolkan transaski karya-kaya seni rupa, melainkan menampilkan seni rupa dan karya seni lain, seperti musik, fesyen, desain hingga film, secara meriah dan ramah bagi publik.

“Kemasan tahun ini masih sama. Artjog selalu kedepankan acara pameran seni rupa yang meriah. Tapi kami ingin tegaskan Artjog tidak lagi bicara sebagai art fair. Ada masukan bahwa Artjog punya unsur-unsur festive. Sebagai art fair, Artjog tidak umum. Artjog ingin menjadi festival seni kontemporer Indonesia,” tutur penggagas Artjog Heri Pemad saat jumpa pers Artjog 2019 di Hotel Royal Ambarrukmo, Kamis (11/7).

Baca Juga: Karya TKW di Tengah Pameran 4 Seniman Taiwan

Dengan langkah ini, kata Pemad, Artjog akan lebih luwes menggelar acara, termasuk dalam berkolaborasi dan menggandeng berbagai pihak, baik pekerja kreatif, pemerintah, maupun sponsor.

Apalagi sepanjang gelaran Artjog berbagai ajang dan pameran seni juga digelar di beberapa lokasi dalam tajuk Jogja Art Weeks. Kegiatan ini tak hanya berlangsung di Yogyakarta, melainkan juga di Magelang dan Solo, serta direncanakan di Semarang.

“Artjog bisa menjadi upaya mem-branding kota melalui ajang kreatif. Kegiatan ini juga akan menjadi ajang interkoneksi antar-seniman,” kata Pemad.

Baca Juga: Pendidikan Seni Dapat Tangkal Radikalisme

Kurator Artjog 2019 Agung Hujatnikajenong mengatakan Artjog telah menjadi ikon ajang seni rupa Indonesia di mata internasional. Artjog semula diasumsikan sebagai art fair yang punya bobot lebih pada sisi komersial. Art fair umumnya diikuti galeri yang memboyong seniman mereka. Namun Artjog justru tak menonjolkan sisi itu.

“Kegiatan Artjog meriah, kuat unsur festive-nya, dan terus menambah program. Galeri tidak terlibat secara formal. Artjog juga berbeda dengan biennal yang top down, biasanya digelar museum atau pemerintah, dan punya bobot wacana. Jadi Artjog bukan biennal, bukan artfair. Ini waktunya Artjog ditegaskan sebagai festival,” tutur Agung.

Artjog 2019, bertema common | spaces, menampilkan karya 40-an perupa termasuk dari beberapa negara manca, lima karya khusus yang mengubah lanskap lokasi acara, serta 88 penampilan seniman lintas bidang setiap hari selama acara.

1132

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR