Home Ekonomi Strategi Koperasi Bertahan, Ubah Orientasi dan Gaet Milenial

Strategi Koperasi Bertahan, Ubah Orientasi dan Gaet Milenial

Sleman, Gatra.com – Memperingati hari lahir ke-72 koperasi, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) mengajak pengelola koperasi mengubah orientasi. Orientasi bisnis yang menyasar kalangan milenial menjadi solusi agar koperasi mampu bertahan dan berkembang.

Hal ini disampaikan Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko saat menghadiri acara pengundian hadiah bagi nasabah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati di Mall Ambarukmo, Sleman, Minggu (14/7).

“Dari kebijakan reformasi Kementerian Koperasi dan UKM pada 2016, koperasi sekarang wajib mengubah orientasinya karena model dan lingkungan bisnis di sekitarnya turut berubah,” ucapnya.

Menurut Agung, dulu koperasi fokus pada peningkatkan kesejahteraan anggota melalui simpan pinjam dan penyediaan barang tertentu. Namun pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini membutuhkan perubahan orientasi yang sepenuhnya fokus pada bisnis.

Baca Juga: Ekonom UGM Nilai Koperasi di Indonesia Semakin Kerdil

Agung mengatakan perubahan orientasi bisnis ini bisa dilakukan koperasi dengan memenuhi berbagai macam barang ekonomi yang diinginkan anggota. Selain itu, pengelola koperasi juga harus menggandeng anggotanya, baik untuk penyediaan modal maupun penyediaan barang.

“Saat ini koperasi sedang bekerja keras menggandeng kalangan millenial sebagai anggotanya. Kita tahu, berbeda dengan generasi sebelumnya, kalangan milenial memiliki sifat pragmatis, tidak mudah diatur, namun loyalitas terhadap apa yang menjadi kebutuhannya tinggi,” terang Agung.

Karena itulah, penerapan teknologi dan hadirnya pengelola yang mampu menerapkan modernisasi manajemen sangat dibutuhkan agar bisa menggaet kalangan milenial.

“KSP Sahabat Mitra Sejati, kami lihat mampu menggabungkan teknologi dan modernisasi manajemen. Penerapan financial technology (fintech) berhasil mendapatkan kepercayaan dari nasabah karena mampu menghadirkan transparasi,” lanjutnya.

Baca Juga: Tingkatkan Usaha Mikro, Pemerintah Tambah Anggaran Rp3 T

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM Luhur Pradjarto mengatakan reformasi pihaknya tiga tahun lalu demi reorientasi, rehabilitasi, dan pengembangan koperasi.

“Hasilnya, dari sekitar 212 ribu koperasi yang dulu aktif, akhir tahun lalu tinggal 138.400. Sisanya kami tutup karena ketidakjelasan pengurus dan anggota,” katanya.

Kementerian, menurut Luhur, terus memberikan dorongan dan berbagai program agar koperasi meningkat kualitasnya. Pihaknya juga mengundang siapapun untuk menghadirkan koperasi baru. Apalagi saat ini proses perizinan dipermudah dan pajaknya hanya 5 persen.

Ketua Pengurus KSP Sahabat Mitra Sejati Ceppy Y Mulyana mengatakan koperasinya baru berusia dua tahun. Namun kata dia KSP ini telah melayani ribuan nasabah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia timur.

“Kehadiran kami melalui program Simpanan Online Sahabatku (Sobatku) adalah memberi alternatif bagi masyarakat menyimpan dan meminjam uang melalui internet. Kami adalah koperasi pertama yang menghadirkan layanan digital,” katanya.

 

580