Home Politik Sarwono Kusumaatmdja Perjalanan Hidupnya Hingga Jadi Sekjen

Sarwono Kusumaatmdja Perjalanan Hidupnya Hingga Jadi Sekjen

Jakarta, Gatra.com - Eks Sekretaris Jenderal Ppartai Golkar, Sarwono Kusumaatmadja menceritakan awal mula ia dipilih menjadi orang penting di partai berlambang Pohon Beringin itu. Awalnya ia bersama rekan-rekannya saat masih muda dipilih untuk menjadi anggota DPR RI.

Sarwono menceritakan, ia bersama enam temannya dipaksa untuk menjadi anggota dewan. Ia dinilai mumpuni sebagai pemuda oleh Kodam VI Siliwangi saat itu.

"Kodam 6 Siliwangi itu punya sejarah yang erat dengan pemuda dan masyarakat, tapi mereka pusing juga untuk kita masuk Golkar, padahal waktu itu ketua (partainya) Pangdam," ujar Sarwono dalam diskusi Memoar Sarwono "Menapak Koridor Tengah", di DPD Golkar DKI Jakarta, Cikini, Jakarta, Rabu (17/7).

"Kami-kami dikasih ultimatum, kita diancam kalian harus dan wajib masuk Golkar dan masuk DPR. 'Kalo gak mau, lu gw tangkep-tangkepin. Silakan kita kasih waktu (berpikir) seminggu'," imbuh Sarwono menirukan Kodam VI Siliwangi.

Ia kemudian kembali bercerita. Ancaman yang diterimanya nyata dan pilihannya hanya dua saat itu. Menjadi anggota dewan atau masuk ke dalam Rumah Tahanan Militer (RTM). Sarwono dan teman-temannya mengalami perdebatan panjang sebelum akhirnya memutuskan.

"Saya enggak mau masuk RTM. Satu-satunya yang bikin saya mau memilih jadi anggota DPR karena saya takut kecoa, tikus, dan lain-lain. Jadi ya yang mendampingi kami asisten Kodam, dia serius menempatkan kami. Lalu kami jadi ke Senayan, tapi pas di senayan, kita pusing, mau garap apa kan? Ha..ha," kelakar Sarwono.

Ia juga menceritakan sebelum terpilih menjadi sekjen, ia sempat merasakan menjadi sekretaris Fraksi Partai Golkar di umur yang baru 35 tahun saat itu.

"Akhirnya kami jadi andalan, saya di umur 35 tahun jadi sekretaris fraksi. Orang-orang tua kan enggak menarik kalau bikin statement, kering gitu kan," bebernya.

Kemudian di umurnya yang ke 40 tahun, ia terpilih menjadi sekretaris jenderal (sekjen) Partai Golkar. Ia bercerita, ada andil Soeharto dan juga Benny Moerdani. Kala itu Benny masih menjabat sebagai kepala intelijen, belum menjadi Panglima ABRI (Pangab).

"Ketika Munas Golkar, nama saya enggak muncul kok jadi Sekjen. Kemudian asisten Pak Beni datang, bilang supaya bersiap, karena saya jadi sekjen. Saya enggak percaya gitu aja dong," ucapnya.

"Lalu tiba-tiba muncul nama saya kan, dipanggil ke depan jadi sekjen. Saya berterima kasih ke Pak Benny, kata Pak Benny bukan gue, tuh terima kasih sama Pak Harto. Kalaupun Pak Harto minta tembak kepala lu, gue tembak kok', ha..ha..ha," ungkap Sarwono menirukan ucapan Benny.

Ia kemudian sesumbar dengan umur yang masih muda, dan dipercaya presiden kedua Indonesia, Soeharto, untuk menjadi sekjen partai berlambang Pohon Beringin.

"Saya umur 40 kan, anak muda pakaian alakadarnya, kalau ngomong bikin jengkel orang. Terus saya juga cuek waktu itu. Tapi nyatanya saya pernah ya jadi Sekjen," terang Sarwono.

 

1013