Jakarta, Gatra.com - Penanganan sampah plastik yang menggunung di Indonesia bisa teratasi apabila banyak pihak terlibat dan berkomitmen untuk mengurangi sampah tersebut.
Vokalis grup musik asal Bali, Navicula, Gede Robi Supriyanto menjelaskan, sedikitnya ada tiga elemen yang berperan penting atas penumpukan masalah plastik.
Pertama, bagi Robi, sapaannya, adalah pemerintah. Ia menyebut pemerintah harus memiliki regulasi yang jelas dan menyiapkan opsi alternatif.
"Pengelolaan plastik skala desa, apalagi sekarang sudah ada dana desa dan segala macam, sebenarnya anggarannya sudah ada. Regulasi juga harus mengawal ini, jangan cuma kasih regulasi saja tapi juga ada sanksinya dong. Kalau cuma regulasi, hukum Indonesia sudah sempurna, yang jadi masalah implementasi hukumnya," kata Robi di acara Pawai Bebas Plastik, Taman Aspirasi, Jakarta Pusat, Ahad (21/7).
Kedua adalah masyarakat. Robi berpendapat, masyarakat harus memiliki komitmen untuk tidak membuang sampah sembarangan dan memilah sampah yang bisa didaur ulang.
Yang menjadi catatan, langkah masyarakat pun harus didukung oleh pemerintah. "Kalau masyarakat tidak boleh buang sampah ke sungai, terus harus disediakan sistem pengangkutan sampah di RT dan RW yang lancar. Masyarakat sudah mau milahin, makanya distribusinya juga harus ada dong?" ungkap Robi.
Ketiga, yakni perusahaan. Robi mengatakan, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan
"Perusahaan, dalam undang-undang kita udah ada bahwa semua produsen wajib bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, termasuk limbahnya. Kalau di alam banyak kemasan, yang bikin-bikin kemasan harus mikir juga, misalnya redesign (produk)," tutupnya.
Robi dan Navicula sendiri merupakan grup musik yang aktif menyuarakan isu lingkungan. Tak hanya berjuang melalui musik, Navicula juga terus mendesak pemerintah melalui aksi-aksi peduli lingkungan.
Dalam acara Pawai Bebas Plastik, Navicula turun langsung bersama Slank, Walhi, Greenpeace, Sea Soldier, dan lebih dari 30 lembaga atau aktivis lingkungan lainnya.
