Home Ekonomi Sri Mulyani dan Tiga Karya Seni Favoritnya di Artjog 2019

Sri Mulyani dan Tiga Karya Seni Favoritnya di Artjog 2019

Yogyakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka ajang pameran dan festival seni ARTJOG MMXIX di Jogja National Museum, Yogyakarta, Kamis (25/7) malam. Bukan hanya membuka secara formal acara itu, sebagai pecinta seni Sri juga mengapresiasi sejumlah karya.

Sebelum membuka acara, Sri menyambangi ruang pameran sekitar setengah jam. Dari tiga lantai ruang pamer yang menampilkan karya-karya 40-an seniman, Sri hanya menyusuri lantai dasar.

Di sejumlah karya seni, Sri melontarkan kesan-kesannya. Seperti pada karya ‘Tentang Tak Ada Awal dan Akhir’ milik Ugo Untoro. Karya tiga dimensi berukuran 3,3 x1,5 meter ini menyerupai stalaktit cokelat yang menggantung di langit-langit pintu masuk ruangan.

Karya yang terbuat dari kulit kuda ini seakan ‘ditusuki’ oleh puluhan anak panah yang bercungulan di atasnya. Ugo memang dikenal sebagai seniman yang kerap menampilkan ilustrasi dan menggunakan medium seni yang berkaitan dengan kuda.

Baca Juga: Riri Riza dan 4 Seniman Garap Karya Spesial di Artjog 2019

Setelah menengok sejumlah karya, Sri mengagumi instalasi seni yang menempati dua ruangan di ujung lantai dasar. Karya bertajuk ‘Murakabi’--dari bahasa Jawa yang bermakna berguna bagi sesama--ini menampilkan suasana perdagangan ala warung dan menjajakan aneka produk lokal, mulai dari camilan sampai busana.

Di satu ruang, busana rancangan Lulu Lutfi Labibi dipajang ala orang-orangan sawah bersama bulir-bulir padi hasil panen. Sementara di ruang sebelahnya, karya kolaborasi seniman Indieguerillas dan pegiat lingkungan Singgih Kartono ini menyusun belasan replika panjang pinang dengan hadiah hasil-hasil pertanian.

Salah satu kurator Artjog 2019, Bambang ‘Toko’ Witjaksono menceritakan bahwa Menteri Sri mengagumi karya ini karena menyangkut sistem ekonomi lokal. Apalagi karya ini tak berhenti sebatas di pameran ini, melainkan jadi sebuah gerakan.

“Sistem ekonomi lokal ini berdampak pada ekonomi warga setempat. Ini tentu berkaitan dengan Ibu Menteri,” kata Bambang kepada Gatra.com, Jumat (26/7).

Sebelum mengakhiri kunjungannya, Sri juga terkesan saat keluar dari ruang pameran dan melintasi ‘Lawangkala’. Instalasi karya seniman Sunaryo ini berupa lorong bambu yang dibuat meliuk sekitar 10 meter dan memanfaatkan efek cahaya, air, dan cermin. ‘Lawangkala’ dan ‘Murakabi’ adalah dua dari lima karya spesial di Artjog 2019 yang menjadi ikon ajang ini.

Artjog 2019 mengundang Sri selain karena sebagai pecinta seni juga melihat peran Menteri Keuangan itu relevan dengan pembangunan sumber daya manusia yang melibatkan unsur seni.

Baca Juga: Artjog 2019, dari Art Fair ke Festival Seni

Bambang menampik anggapan bahwa kehadiran Menteri Keuangan justru jadi paradoks karena Artjog 2019 menghapus imejnya sebagai ajang transaksi komersial produk seni yang kental unsur ekonominya dan menjadi suatu festival.

“Sri Mulyani tahu persis bahwa pembangunan manusia harus ditingkatkan. Seni masuk di dalamnya. Saat menjadi Direktur IMF, ia tahu pembangunan manusia suatu negara tak hanya soal moneter, tapi modal-modal lain seperti seni dan budaya,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, Sri pun menganggap olah rasa melalui seni berpengaruh ke mentalitas dan menyeimbangkan diri manusia yang pada akhirnya menentukan kiprah manusia, termasuk di bidang ekonomi.

Saat memberi sambutan, Sri mengatakan mengapresiasi ajang ini. “Sebagai Menteri Keuangan saya tidak selalu melihat angka APBN, tapi saya diberikan kesempatan untuk bisa merasakan jeda, menikmati berbagai macam ekspresi dan hasil karya para seniman," ujar Sri.

Bambang menyatakan Sri belum menunjukkan ketertarikan pada satu karya untuk dikoleksi. Sebab ia baru mengunjungi sepertiga ruang pameran karena keterbatasan waktu. “Bu Menteri pengen banget kembali ke sini tapi semua tergantung jadwal,” ujar Bambang sambil mengingatkan bahwa ajang ini digelar hingga 25 Agustus 2019.

1160