Home Politik Mantan Jubir HTI Ajak Ulama Tinggalkan Demokrasi

Mantan Jubir HTI Ajak Ulama Tinggalkan Demokrasi

Bogor, Gatra.com - Mantan Juru Bicara (Jubir) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto, turut hadir dalam Ijtimak Ulama IV di Hotel Lor In, Sentul, Bogor, Jawa Barat (Jabar), Senin (5/8). Ia mengutarakan pendapatnya dalam forum Ijtimak dengan mengajak para ulama untuk meninggalkan demokrasi.

"Demokrasi tidak memberikan jalan leluasa, jalan sempit bagi Islam. Hanya untuk Islam yang sedikit, bukan Islam yang banyak, Islam yang kaffah," ujar Ismail Yusanto kepada wartawan setelah forum selesai.

Baca juga: Ijtimak Ulama IV Putuskan Tidak Akui Pemerintahan Terpilih

Ismail menyebutkan, jika Islam politik menang dalam demokrasi maka dengan segera demokrasi akan menutup diri.

"Begitu Islam mencapai tujuan politik, demokrasi langsung menutup diri, Aljazair menjadi bukti, Mesir juga begitu," ungkapnya.

Senada dengan Ismail, Ustaz Zulkifli Muhammad Ali yang biasa dikenal sebagai ustaz akhir zaman juga mengajak para hadirin untuk kritis terhadap demokrasi.

Ismail juga memberi contoh aktual yakni ketika pemerintah mempersulit perpanjangan Surat Keterangan Terdaftar (SKT)  Front Pembela Islam (FPI) yang ia samakan dengan penghapusan legalitas Ormas HTI karena alasan politik.

"Tampaknya persoalan SKT FPI bukan hanya soal teknis administrasi tapi persoalan politik, FPI keras menentang rezim, dari aksi bela Islam 1 dan seterusnya. Sama seperti HTI ketika dibubarkan karena alasan politik, bukan alasan yuridis, apalagi teknis administratif," kata Ismail.

Baca juga: Peserta Ijtimak Ulama IV Kecewa Penyelenggaraan Pemilu

Sementara Steering Committee (SC) Ijtimak Ulama IV, Slamet Ma'arif, mengonfirmasi bahwa panitia memang sengaja mengundang Ismail Yusanto dalam kapasitasnya sebagai pribadi dan dinilai punya banyak kontribusi.

"Ismail Yusanto itu kan salah satu tokoh di negeri kita, salah satu aset bangsa, salah satu intelektual di negeri kita. Maka kita mengundang beliau karena bagian dari tokoh anak bangsa yang memang ada di negeri yang kita cintai ini," kata Slamet.

38400