Home Politik Karhutla Terjadi di Riau, Peran BRG Dipertanyakan

Karhutla Terjadi di Riau, Peran BRG Dipertanyakan

Pekanbaru, Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau turut membuat peran Badan Restorasi Gambut (BRG) dikritik. Lembaga yang  dibentuk untuk menunjukan kepedulian terhadap lahan gambut itu dinilai tak memiliki kinerja optimal. 
 
Sekretaris Komisi III DPRD Riau, Suhardiman Amby, mengatakan hingga kini pihaknya belum mendapati adanya capaian positif dari BRG. Hal tersebut terlihat dari kerap terbakarnya lahan gambut di Riau. Politisi Hanura itu pun ragu jika BRG sudah bisa melakukan restorasi lahan gambut di areal milik perusahaan. 
 
"Hingga kini belum ada torehan yang menjanjikan dari BRG untuk penyelamatan lahan gambut di Riau," katanya kepada Gatra.com, Kamis (7/8).  
 
Adapun luas areal lahan gambut di Riau mencapai 4 juta hektar. Menurut data Jaringan kerja penyelamat hutan Riau (Jikalahari), luasan lahan gambut di Riau mewakili 56 persen lahan gambut di Pulau Sumatera. 
 
Sementara itu Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG, Myrna Safitri, mengungkapkan pihaknya memiliki peran terbatas dalam upaya melakukan restorasi lahan gambut di areal milik perusahaan. 
 
"Untuk areal di perusahaan kita hanya melakukan supervisi. Di luar itu lahan gambut yang bisa kita garap 109 ribu hektar untuk Riau,"urainya.
 
Untuk diketahui, total lahan gambut yang menjadi tanggungan kerja BRG di Riau seluas lebih kurang 900 ribu hektar. Dari luasan itu, 600 ribu hektar berada di kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI). Sementara 200 ribu hektar berada di kawasan perkebunan. Sisanya merupakan areal milik perusahaan. 
 
Myrna menampik anggapan BRG belum menunjukan kinerja memuaskan. Kata Myrna, BRG telah melakukan serangkaian tindakan pemulihan lahan gambut di Riau. 
 
" Tahun 2018 saja kita sudah melakukan revegetasi di areal seluas 120 hektar. Perlu diingat, tidak semua wilayah yang mesti harus di revegetasi. Di tahun yang sama kita juga membikin 815 sekat kanal yang merupakan bagian dari rewetting." katanya.
 
 
 
236