Home Milenial Konflik dengan Satwa Liar Banyak Terjadi pada Musim Kemarau

Konflik dengan Satwa Liar Banyak Terjadi pada Musim Kemarau

Bandung, Gatra.com - Ketua Badan Pengawas Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (BP FK3I), Dedi Kurniawan, mengatakan konflik antara macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) dengan manusia lebih banyak terjadi ketika musim kemarau.

"Dari catatan kami sejak 2011 lalu, macan selalu keluar dari habitatnya ketika musim kemarau," katanya di Sekretariat Walhi Jabar, Bandung, Rabu (7/8).

Baca juga: Macan Tutul Masuk Kampung di Subang, Warga Heboh

Biasanya, lanjut Dedi, ketika musim kemarau, mereka kekurangan pangan. Hingga keluar dan masuk ke permukiman sehingga terjadi konflik. Namun, di beberapa kasus konflik juga terjadi pada musim hujan. Hanya jumlahnya sedikit.

Melihat kondisi yang terjadi sekarang, kata Dedi, dia berharap Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam bisa lebih cepat menanggapi konflik yang terjadi. Selain itu juga, memberikan sosialisasi kepada warga, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan konflik.

"Mereka kan juga punya, Tim Gugus Tugas Penanganan Satwa Liar. Ketika ada konflik seharusnya mereka bisa cepat tanggap," kata Dedi.

Lebih lanjut, Dedi mengatakan, sampai saat ini penanganan yang dilakukan oleh BBKSDA masih lambat dan warga pun masih banyak yang belum paham menghadapi satwa liar yang masuk ke permukiman.

Baca juga: Macan Tutul yang Bikin Heboh di Subang, Siap Dilepasliarkan

"Kami punya anggota di beberapa daerah, biasanya ketika ada kejadian, anggota yang melaporkan kepada kami, dan kami mendorong tim gugus tugas," ujarnya.

Dedi juga mengimbau kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah rawan konflik untuk waspada dan segera melapor ketika melihat satwa liar masuk ke permukiman.

173