Home Teknologi Metode Asap Cair Menjadi Alternatif untuk Pembukaan Lahan

Metode Asap Cair Menjadi Alternatif untuk Pembukaan Lahan

Serpong, Gatra.com - Untuk mencegah maraknya pembukaan lahan dengan metode pembakaran yang akibatkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa asap cair dapat menjadi penyelesaian masalah tersebut.
 
Asap cair merupakan pengembunan dari uap hasil pembakaran pada proses pembuatan arang. Jadi, arang yang digunakan dalam membuat asap cair dapat dibentuk dari bahan-bahan seperti kayu, janjangan kelapa sawit, limbah penggergajian kayu, tempurung kelapa, tempurung biji bintaro dan lainnya.
 
Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (Puslitbang), Dwi Sudharto asap cair tersebut dapat menyuburkan tanah serta mengusir hama sehingga masyarakat tidak perlu lagi membuka lahan dengan cara pembakaran.
 
"Asap cair merupakan pengembunan dari uap hasil pembakaran pada proses pembuatan lahan. Metode asap cair ini telah disosialisasikan di beberapa lokasi, salah satunya di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ketapang, Kalimantan Barat yang dibina oleh Manggala Agni sehingga nanti hasilnya masyarakat menjadi enggan untuk membuka lahan dengan cara dibakar," katanya saat ditemui Gatra.com dalam Festival Tropical Forestry and Environment Research di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, Serpong, Tangerang, Selasa (13/8).
 
Saat ini, Dwi menyebut bahwa sosialisasi alternatif pembukaan lahan dengan dibakar melalui asap cair sudah diterapkan di Palembang, Karo, Cianjur, Sulawesi, Ketapang dan daerah lainnya. Lanjutnya, sosialisasi belum dilakukan secara keseluruhan di beberapa daerah karena masyarakat masih memegang teguh tradisi pembukaan lahan baru dengan membakar dan juga biayanya tergolong murah.
 
"Kami tentunya berharap, selain sosialisasi dari pihak KLHK, tetapi juga peran masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penggunaan asap cair serta menginformasikan ke cakupan yang lebiih luas. Sebab tidak semua wilayah dapat ditangani dengan kita melatih orang lain lalu orang yang kita latih, mengajarkan ilmunya kepada pihak lainnya," ujarnya.
 
561