Home Politik BBKSDA Sumut: Banyaknya Jerat, Bukti Perburuan Begitu Massif

BBKSDA Sumut: Banyaknya Jerat, Bukti Perburuan Begitu Massif

Medan, Gatra.com - Banyaknya jerat yang ditemukan di kawasan konservasi di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara (Sumut), membuktikan perburuan hewan dilindungi masih sangat massif.

Hal itu dikatakan Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut, Hotmauli Sianturi kepada wartawan di sela diskusi darurat jerat di Aula BBKSDA Sumut, Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (16/8). "Banyak yang ditangkap, tapi jerat tetap saja masih banyak di kawasan konservasi di Sumut. Itu menandakan perburuan masih massif berlangsung," kata Hotma.

Baca Juga: BBKSDA Menemukan Sedikitnya 3.285 jerat di Hutan

Hotmauli menambahkan, karena massifnya perburuan dengan jerat itu, pada 31 Juli lalu, Dirjend Konservasi KSDAE mensosialisasikan aksi sapu jerat kepada khalayak tentang darurat jerat di seluruh Indonesia. "Ini saja yang sudah diamankan ada ribuan. Saya yakin masih ada banyak di dalam kawasan," katanya.

Jerat adalah bukti adanya perburuan. Dikatakan Hotma, Sumatera Utara, sebenarnya ada satu tempat yang ditetapkan sebagai Taman Buru di Pulau Pini, di Kecamatan Pulau-Pulau Batu Timur, Kabupaten Nias Selatan yang ditetapkan sebagai taman buru berdasarkan surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 347/Kpts-II/1996 tanggal 5 Juli 1996 tentang Perubahan Fungsi Sebagian Kawasan Hutan Produksi Tetap yang Terletak di Pulau Pini, Kabupaten Daerah Tingkat I Sumatera Utara seluas + 8.350 hektare.

Baca Juga: BBKSDA Sumut Gelar Patroli Mencari Harimau yang Serang Warga Palas

"Tapi kan tetap ada regulasinya. Jenis apa yang diburu, kuotanya berapa dan bulan berapa diburu. Dan belum ada yang mengajukan diri berburu ke sana. Karena itu, sebenarnya harus ada pengawasan juga pada peredaran senjata untuk berburu (senapan buru)," katanya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Jefri Susyafrianto mengatakan, pihaknya bersama dengan mitra lembaga selalu melakukan pengawasan di dalam kawasan, yakni Smart Patrol. Tak hanya jerat yang dijadikan fokus. Lebih dari itu, patroli mencatat temuan-temuan penting di lapangan. "Semua temuan, termasuk jerat, kita kumpulkan dan analisis," katanya.

Reporter: Jones

324