Home Ekonomi Tanah Mahal, Yogyakarta Minim Investasi Rumah Murah

Tanah Mahal, Yogyakarta Minim Investasi Rumah Murah

Yogyakarta, Gatra.com – Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) Daerah Istimewa Yogyakarta mengakui minimnya investor yang berinvestasi ke perumahan murah. Kendala utamanya harga lahan di DIY mahal.

“Dua tahun terakhir memang banyak investor yang menanamkan investasi bidang perumahan di DIY. Bahkan investor dari Cayman Island dan Jepang sudah masuk,” kata Kepala DPPM DIY Arief Hidayat saat penyampaian kinerja investasi semester I 2019, Rabu (21/8).

Dalam paparannya, investasi dari dua negara tersebut masing-masing sekitar 2 juta dollar US dan 969 ribu dollar US. Jumlah ini naik sepanjang semester pertama 2019 sebesar 23,1 persen dan 11,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Arief mengatakan investasi didominasi pada penyediaan rumah-rumah mewah seharga Rp500 juta ke atas. Bahkan dalam beberapa tahun ini, sasaran konsumennya adalah mahasiswa melalui penyediaan apartemen.

“Keberadaan lebih dari 320.000 mahasiswa di DIY menjadikan segmen ini pasar menarik. Padahal secara produktivitas investasi di bidang ini, khususnya di DIY, butuh dana besar untuk lahan,” lanjut Arief.

Meningkatnya harga tanah di DIY per tahun membuat minimal 30 persen investasi digunakan untuk penyediaan lahan. Ia khawatir, karena meningkatnya investasi bidang ini, masyarakat DIY tidak mampu membeli rumah karena harganya tak terjangkau.

Karena itulah dibutuhkan campur tangan pemerintah, terutama dalam penyediaan lahan. Langkah ini untuk mengundang investor melirik perumahan untuk rakyat. Terlebih lagi, tak ada tanah negara di DIY yang bisa diubah peruntukkannya sebagai perumahan rakyat nan murah.

Dihubungi secara terpisah, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Real Estate Indonesia (RIE) DIY Ilham M. Nur mengatakan tahun ini hanya tersedia sekitar 200 unit rumah subsidi yang dikerjakan 2-3 anggota REI.

“Minimnya ketersediaan rumah bersubsisi di DIY karena mahalnya harga tanah. Pajangan, Sedayu, dan Pleret di Bantul masih memungkinkan dibangun namun harganya sudah Rp140 juta,” jelasnya.

Padahal permintaan properti di segmen itu akan besar, khususnya untuk warga lokal. Karena konsumen perumahan ini golongan pekerja, pengaruh segmen itu terhadap pertumbuhan ekonomi juga besar. Pemda DIY diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dalam penyediaan rumah murah.

 

1148