Home Milenial Kursi dari 7.000 Plastik Sampah Kemasan Karya Anak Maluku

Kursi dari 7.000 Plastik Sampah Kemasan Karya Anak Maluku

Ambon, Gatra.com - Meski baru beberapa bulan belakangan ini Kota Ambon gencar-gencarnya berkampanye bebas sampah, namun sejak tahun 2018, sudah ada salah satu anak Maluku yang mengolah ribuan sampah plastik menjadi barang yang bernilai ekonomis.
 
George Manuhua, atau yang lebih akrab disapa dengan Jojo, salah satu anak muda Maluku yang aktif dalam isu-isu lingkungan dan perdamaian.
 
Berawal dari kepedulian Jojo terhadap lingkungan sekitar rumahnya yang terletak di kawasan Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon. Posisi rumahnya berada persis di bibir pantai dan juga bibir kali, membuat Jo tergerak mengajak warga sekitar untuk lebih peduli terhadap sampah yang dirasakan mulai meresahkan.
 
"Awal mulainya, saat melihat banyak sampah plastik di kali. Apalagi kali tersebut masih digunakan untuk mecuci oleh ibu-ibu yang tinggal di sekitar situ. Semakin lama, sampah-sampah tersebut semakin menumpuk dan mencemari kali," ungkapnya 
 
Saat ditemui oleh Gatra.com di kediamannya, yang berada di Hative Besar, Ambon, Rabu (21/08/2019), Jojo sedang mengolah sampah menjadi kursi ekobrik, salah satu produk yang dihasilkan dengan memanfaatkan sampah plastik bekas kemasan yang dia kumpulkan dan sudah dicuci bersih.
 
"Pertama mengumpulkan sampah plastik tersebut pada tahun 2018. Waktu itu saya turun sendiri ke kali. Kemudian saya mulai mengajak anak-anak kecil yang sedang bermain di sekitaran rumah. Perjanjiannya adalah setiap seratus lembar plastik yang dikumpulkan akan dihargai sebesar Rp.3.000, dan uangnya akan ditabung selama satu tahun baru dapat diambil," kisahnya.
 
Jojo menuturkan, awalnya dia tidak berpikir untuk membuat bank sampah. Tetapi karena semakin banyak anak-anak yang tertarik akhirnya dia mendirikan Beta Bank Sampah.
 
"Ketika pertama mengumpulkan sampah plastik, belum kepikiran untuk diolah menjadi sesuatu. Tapi saat bulan Maret 2018 ketika sedang menonton Youtube saya menemukan satu video tutorial cara membuat Ekobrik. Dari situlah sampah-sampah plastik tersebut kita olah menjadi Ekobrik hingga saat ini," terangnya.
 
Jojo menjelaskan Ekobrik sendiri adalah botol plastik yang diisi sampah bekas kemasan plastik hingga padat. Satu botol bekas air minum berukuran 1,5 liter memerlukan 300 hingga 500 lembar sampah plastik.
 
"Di Beta Bank Sampah, kami membuat Ekobrik tersebut menjadi kursi dan meja. Untuk kursi sendiri ada yang berbentuk segitiga dan heksagonal. Kursi yang berbentuk heksagonal memerlukan 12 botol Ekobrik, jadi dapat dikatakan kita akan duduk di sekitar 5.000 hingga 7.000 sampah," terangnya.
 
Bagi dia, Ekobrik yang dia lakukan adalah wujud dari upaya mengurangi jumlah sampah plastik yang ada di Kota Ambon. Sebab semakin lama jumlah sampah plastik semakin banyak dan mengganggu lingkungan.
 
"Yang kita lakukan bukan mendaur ulang, tetapi kita mencoba untuk mengurangi jumlah sampah kemasan plastik, menjadi sesuatu yang dapat digunakan dan bertahan lama," ucapnya.
 
Proses pembuatan Ekobrik sendiri tergantung banyaknya sampah yang terkumpul, jika semakin banyak sampah plastik maka akan semakin cepat pembuatannya.
 
"Sekarang seluruh sampah plastik sudah berasal dari para nasabah Beta Bank Sampah. Setiap minggunya mereka bisa menyetor hingga 7.000 lembar sampah plastik. Nasabah kami sudah sekitar 20 orang, dan tidak hanya dari sekitaran rumah. Sudah ada juga dari lingkungan-lingkungan lain, sebab di Ambon yang menerima plastik bekas kemasan hanya di sini. Di bank sampah lain terkadang hanya menerima botol plastik kemasan, atau sampah plastik yang bernilai ekonomis. Saat ini untuk 100 lembar kami hargai Rp 2.500," paparnya.
 
Melalui kegiatannya Jojo menjamin jika lingkungan di sekitar Hative Besar sudah terbebas dari sampah plastik, terutama pada wilayah sungai. Karena hampir seluruh warga telah sadar akan bahaya sampah, sehingga mereka mencegah sampah plastik untuk terbawa hingga pantai.
 
"Tujuan utama dari Beta Bank Sampah membuat Ekobrik ini adalah peduli terhadap lingkungan sekitar. Karena bagi saya bagaimana bisa, kita mengajak orang di luar sana peduli sampah, tetapi dari rumah sendiri, dan sekitaran rumah kita belum peduli terhadap sampah plastik," tegasnya.
 
Saat ini, produk Ekobrik Jojo semakin banyak menarik perhatian orang, sehingga sudah banyak pesanan untuk kursi maupun satu set Ekobrik miliknya.
 
"Untuk satu kursi Ekobrik, dikisaran Rp.150.000, dan satu set yang terdiri dari satu buah meja dan dua buah kursi seharga Rp.400.000. Pemasukan dari Ekobrik ini dipakai untuk membayar tabungan anak-anak saat mengumpulkan sampah," katanya.
 
Jojo berharap semakin banyak masyarakat Maluku khususnya di Ambon yang melek terhadap sampah plastik, sehingga kota ini benar-benar dapat terbebas dari sampah.
 
"Saya bersyukur karena banyak teman-teman yang meminta saya untuk berbagi ilmu mengenai cara pembuatan Ekobrik, sehingga melalui Ekobrik kita sudah dapat menyelamatkan lingkungan dari ribuan sampah plastik ," harapnya.
 
Jojo bercita-cita tidak hanya membuat kursi dan meja dari Ekobrik, namun kelak bisa membuat Ekobrik menjadi batu bata.
 
"Di kantor Beta Bank Sampah, akan kami renovasi betonnya dan dirubah menggunakan batu bata dari Ekobrik, sebab kekuatan Ekobrik tidak kalah dengan beton. Jadi dengan begitu kita dapat lebih banyak mengurangi sampah plastik," pungkasnya.
2704

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR