Home Gaya Hidup Kuliner Hingga Kesenian Kontemporer Sanur Village Festival

Kuliner Hingga Kesenian Kontemporer Sanur Village Festival

Denpasar, Gatra.com - Sederet makanan nan lezat tersaji siap dicicipi wisatawan sembari menikmati pentas berbagai kesenian dan budaya di Sanur Village Festival (SVF) 2019 yang bakal berlangsung selama 5 hari di Pantai Sanur, Denpasar, Bali.

Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga, dan Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, dalam keterangan tertulis, Kamis (22/8), membuka festival tersebut pada Rabu (21/8).

Menpar Arief menyampaikan, ajang seni dan budaya bergengsi SVF ke-14 ini akan berlangsung selama lima hari, yakni 21-25 Agustus 2019.? Festival ini telah menjadi trending topik di jagat media sosial. Bahkan, event ini juga masuk dalam jajaran top ten kalender event nasional.

"Pariwisata Sanur Bali juga sudah menjadi benchmark dalam pengembangan community based tourism," ujar Arief.

Selain itu, lanjut Arief, Sanur juga dijadikan contoh bagi suistanable tourism development dalam mengembangkan pariwisata itu harus mencakup penghormatan terhadap alam dan pembangunan manusianya.

"Semakin kita melestarikan alam dan budaya, maka akan semakin menyejahterakan," katanya. Ia menyebutkan, sumbangan devisa dari sektor pariwisata sebesar US$19 miliar, 40% di antaranya disumbang dari pariwisata Bali.

Yang pasti, event SVF ini menggabungkan kegiatan berskala besar yang melibatkan festival makanan, pameran ekonomi kreatif, serangkaian kontes dan kompetisi, atraksi seni dan budaya, musik, serta berbagai kegiatan ramah lingkungan.

Di antara acara-acara yang menggembirakan, akan ada Fiesta Kuliner. Berbagai vendor hadir untuk menjual makanan, mulai dari jalanan hingga menu-menu hotel dan restoran bintang lima. Akan ada bazaar makanan lezat, serta pertunjukan seni dan budaya tradisional. Termasuk sendratari kolosal atau balet tradisional Bali.

Tak hanya itu, pesta seni kontemporer juga akan dihadirkan meliputi seni lukis tubuh, pameran seni dan fotografi, ukiran buah, dan masih banyak lagi. Bahkan, panitia juga akan menggelar Lomba Pariwisata Olahraga. Mencakup lari maraton, futsal, tenis, golf, selancar, memancing, dan kapal tradisional.

Tak kalah seru, Festival Layang-Layang Internasional. Masyarakat bisa menikmati keindahan layang-layang dengan berbagai bentuk, ukuran dan warna. Biasanya, peserta lokal akan menampilkan layang-layang tradisional khas Bali. Namun, peserta dari daerah lain atau dari mancanegara pun akan punya banyak kreasi menarik.

SVF juga akan menyoroti aksi lingkungan, seperti penanaman karang, pelepasan bayi penyu atau tukik ke laut, pembersihan pantai, penanaman bakau, dan kegiatan pendidikan kesadaran lingkungan lain. Termasuk kampanye hidup hijau yang melibatkan penduduk lokal dan wisatawan.

Darmaning Gesing

Sementara itu, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS), Ida Bagus Gede Sidharta Putra, mengatakan, SVF 2019 mengusung tema Darmaning Gesing. Tema ini secara harfiah dapat diartikan sebagai kewajiban berbuat baik terhadap bambu. Sebab, bambu merupakan jenis tanaman yang paling banyak digunakan masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari.

"Bambu juga mengandung unsur penting bagi kehidupan masyarakat di Bali. Baik dari spiritual, membuat layang-layang, dan lain-lain. Hampir di setiap upacara keagamaan, bambu parti digunakan," kata Sidharta.

Sidharta menambahkan, bagi masyarakat Bali, bambu memiliki filosofi yang kuat dan mendalam. Keunggulan bambu dibanding tanam lain, menjadi spirit dan semboyan hidup bagi masyarakat Bali.

Sidharta menyebutkan, kegiatan tahunan ini diharapkan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan. Tingkat hunian hotel di kawasan Sanur pada semester I tahun ini rata-rata berkisar pada 55%.

"Karena itu, diperlukan langkah bersama untuk mampu meningkatkan kunjungan wisatawan serta tingkat hunian hotel di kawasan pariwisata tertua di Bali ini," ujarnya.

348