Jakarta, Gatra.com - Amerika Serikat (AS) akan segera meresmikan unit Komando Keantariksaan AS pada tanggal 29 Agustus 2019. Unit ini diharapkan dapat selesai membuat cabang militer AS di antariksa. Sebagai aktor keantariksaan Indonesia, begini tanggapan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

"Ruang angkasa Wacana [komando militer antariksa] sebenarnya sudah lama diperbincangkan. Dikarenakan itu ranahnya militer, badan antariksa tidak berhak ikut campur," kata Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin saat dihubungi Gatra.com pada Kamis (22/8).

Thomas mengatakan bahwa di unit penggunaan aktivitas antariksa untuk perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCOPUOS) yang LAPAN terlibat dalam keantariksaan internasional tersebut menunjukkan sifatnya militer seperti ini, apapun yang pernah terjadi.

"Biarkan jika memang meminta ajakan antariksa untuk tujuan damai," lanjut Thomas.

Sementara itu, sistem internasional sepakat tentang satu perjanjian yang berisi tentang imbauan pada negara-negara di dunia untuk menggunakan teknologi keantariksaan untuk tujuan damai dan juga terkait negara untuk mengeksploitasi semua manfaat di antariksa yang disebut sebagai Perjanjian Luar Angkasa 1967.

Ketika ditanya tentang apakah ini mencederai Space Treaty 1967, Thomas menyebut tidak selama wacana ini tidak menentang kedamaian di antariksa.

Space force atau komando keantariksaan AS ini akan menjadi komando kombatan terintegrasi ke-11 Departemen Pertahanan AS, sejajar dengan Komando Strategis AS, Komando Operasi Khusus AS, dan komando lain yang menyediakan fungsi atau wilayah tertentu. Pada hari Rabu, Wakil Presiden AS, Mike Pence, mengumumkan bahwa komando antariksa ini akan diresmikan pada akhir bulan Agustus, yaitu tanggal 29.