Masohi,Gatra.com- Sedikitnya 8 Kepala Keluarga yang menempati bekas Kantor Dinas Catatan Sipil dan Kependudukan, Kabupaten Maluku Tengah, makin terdesak.
Mereka ingin pemerintah segera meralisasi janji pembangunan pemukiman baru, paska relokasi tahun 2018 lalu. Sayangnya, kebijakan penataan kawasan di Kelurahan Ampera, Kecamatan Kota Masohi untuk ruang terbuka hijau (RTH) tidak disertai penyiapan lahan bagi warga.
Kebijakan itu memantik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kota Masohi turun jalan, Jumat (23/8). Mereka menilai Pemda tidak menempati janji pembangunan pemukiman bagi warga yang terkena gusur.
"Pemda abaikan janji, setahun masyarakat masih menempati bekas kantor, mereka ingin Pemda bangun pemukiman baru," kata koordinator aksi, Irwan Tabang.
Di sana, mereka tidak memperoleh tunjangan hidup seperti yang dijanjikan pemerintah. Warga yang umumnya nelayan itu terpaksa mencari nafkah dengan caranya sendiri. "Pemda sengaja menelantarkan warganya," ujarnya.
Sementara La Ode Sarfan menilai, Pemda terlalu buru-buru mengambil kebijakan yang merugikan masyarakat. "Proyek megah, tetapi telantarkan warga sendiri. Proyek ini terlalu dipaksakan," sebutnya.
Aksi ini menyita perhatian warga yang melewatu Jalan Abdullah Soulissa dan Jalan Pattimura. Selanjutnya, desakan membangun pemukiman baru disampaikan di depan Kantor Bupati dan Kantor DPRD Maluku Tengah.
