Siantar, Gatra.com - Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus kota Siantar gelar aksi solidaritas untuk Papua. Massa aksi meminta kepada pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk bertanggungjawab dan meminta maaf kepada masyarakat Papua.

Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia  (GMKI) May Luther Dewanto Sinaga mengatakan, bahwa Indonesia terbentuk dari berbagai perbedaan. Ia juga mengatakan beragam perbedaan itulah yang membuat Indonesia semakin kaya.

Baca Juga: Empat Pejabat Tersangka Pungli, DPRD Siantar Angkat Bicara

"Perbedaan itu kemudian dibungkus dalam Bhineka Tunggal Ika. Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) merupakan sebuah entitas khas. Ini yang diwariskan oleh para pendiri bangsa ini kepada kita," kata Dewanto dalam orasinya Selasa (27/8).

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Alboin Samosir meyampaikan, agar pemerintah menindak tegas pelaku rasisme dan represif terhadap masyarakat Papua.

Baca Juga: Tersangka Kasus Korupsi di Siantar Diberhentikan

"Tujuan dilakukanya aksi ini dalam rangka menyerukan kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan isu SARA. Masyarakat juga kita imbau senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia," bebernya.

Selain itu, massa aksi juga mendesak negara untuk segera membuka dialog dengan masyarakat Papua. Hal ini dianggap penting untuk menjaga NKRI. Bahkan, secara tegas meminta peningkatan dan memberikan akses pendidikan, ekonomi, dan politik kepada masyarakat Papua.

Baca Juga: OTT Pungli BPKAD Siantar, Bendahara Tersangka

Yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus kota Siantar adalah Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), dan Komunitas Usi Berpikir (Kupikir).

Massa aksi berorasi dari makam pahlawan, kemudian berjalan menuju Jalan Sutomo sambil berorasi. Massa aksi menyampaikan aspirasinya di markas kepolisian resort Siantar dan lanjut ke Jalan Merdeka.

Reporter: Jon RT Purba