2_thumb.png "Istri Lettu Agam Disebut Sejak Awal Umbar Masalah Keluarga ke Media Sosial")
1_thumb.png "TNI AU Terjunkan Paket Bantuan BAZNAS untuk Palestina dari Udara")
Jakarta, Gatra.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menggalakan tiga pendekatan untuk meminimalisir jumlah sampah di Indonesia.
Pendekatan pertama, sebut Direktur Jendral Pengelolahan Limbah, Sampah, dan Bahan, Beracun, Berbahaya (PSLB3), Vivien Ratnawati, melalui gerakan pengurangan. Gerakan pengurangan tersebut, jelasnya, tidak akan efektif, apabila tidak didukung dengan pendekatan yang lainnya.
"Karena, kalau kita lihat masyarakat Indonesia itu ada 260juta-an. Jadi, kalau pakai gerakan pengurangan aja, nggak mungkin," ujarnya setelah acara Peluncuran Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/9).
Kedua melalui sirkulasi ekonomi. Vivien menjelaskan bahwa dengan adanya pendekatan ini, maka dapat membantu perusahaan daur ulang sampah untuk berkembang dan tentunya membantu mengurangi jumlah sampah.
"Itu-lah alasan kita meluncurkan gerakan pilah sampah dari rumah. Karena, kita pasti masih pakai plastik, kertas, kaca, kaleng, dan sebagainya. Nah, itu kita pilah untuk dijadikannya sebuah bahan baku," jelasnya.
Ketiga, jelas Vivien, ialah pendekatan teknologi tinggi. Karena, sampah yang di pilah dapat dijadikan sebagai daya listrik.
"Jadi, dari ketiga pendekatan tersebut, kita akan dorong sekaligus dan secara stimultan. Gerakan pengurangan, iya. Rescycle, iya, dan membuat sampah menjadi listrik, iya," pungkasnya.
Untuk informasi, KLHK melaporkan bahwa jumlah limbah sampah Indonesia bisa mencapai 65,8 juta ton per-tahun.
"Ketiga pendekatan ini akan terus kita dorong secara bersamaan," ujar Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar, setelah acara Peluncuran Gerakan Nasional Pilah Sampah Dari Rumah, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/9).
