Home Gaya Hidup Karhutla Sebabkan Kunjungan Wisatawan Merosot

Karhutla Sebabkan Kunjungan Wisatawan Merosot

Purwokerto, Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sebagian pulau Sumatera dan Kalimantan berdampak negatif pada perkembangan pariwisata di daerah tersebut. Sebab, hal itu menurunkan minat kunjungan wisatawan pada destinasi wisata yang berdekatan dengan lokasi bencana.

Pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Drs Chusmeru MSi mengatakan, pada dasarnya motivasi kunjungan wisata ditentukan oleh kenyamanan dan keamanan objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi. Bila pemerintah tak mampu menangangi kabut asap, maka destinasi itu tak lagi menarik perhatian.

"Wisatawan juga merasa terancam kesehatannya, sehingga memilih untuk tidak berkunjung ke destinasi terdampak bencana karhutla. Otomatis, kunjungan wisatawan terus merosot," kata Chusmeru kepada Gatra.com, Selasa (17/9).

Baca Juga: Mendagri Minta Kada Tak Tinggalkan Daerah Terdampak Karhutla

Menurut staf pengajar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Unsoed ini, kabut asap yang berkepanjangan juga berdampak pada terganggunya penerbangan. Penyebabnya, otoritas bandara akan menunda penerbangan akibat jarak pandang yang menurun drastis. Banyak penerbangan yang tertunda atau dibatalkan akibat kabut asap yang menyelimuti bandar udara. Asosiasi Perjalanan Wisata (ASITA) Riau juga sudah mengeluhkan hal itu.

"Akibatnya banyak wisatawan, terutama dari luar daerah dan luar negeri yang akan menunda perjalanan wisatanya. Ini juga mempengaruhi kunjungan ke daerah lain di Indonesia," jelasnya.

Karhutla, sambung dia, memang bisanya tidak terjadi terlalu lama. Namun tetap saja akan berdampak pada sektor pariwisata di daerah. Sejumlah komponen pariwisata dapat kehilangan pendapatan, seperti penginapan, restoran, transportasi, maupun objek wisata.

Baca Juga: Dobo Dilanda Karhutla, Gudang Bahan Peledak Nyaris Terbakar

Menurut Chusmeru, karhutla merupakan fenomena yang kerap terjadi saat memasuki puncak musim kemarau. Selain itu, pembukaan lahan perkebunan secara sembarangan turut menyumbang luasnya wilayah terdampak.

"Pemerintah pusat, daerah harus cepat tanggap. Apabila hal seperti ini selalu terulang dan tidak dapat diatasi secara cepat, dikhawatirkan menyebabkan citra buruk pariwisata Tanah Air," katanya.

Untuk memulihkan kepercayaan wisatawan, Chusmeru meminta Kementerian Pariwisata membuat strategi promosi pariwisata pasca karhutla berakhir. Libatkan pula unsur pendukung seperti pelaku wisata, jasa perjalanan, hingga pemerintah daerah untuk menaikkan citra destinasi terdampak karhutla sudah aman dan nyaman dikunjungi.

"Paling penting adalah upaya keras dari pihak berwenang untuk menjaga agar karhutla tak terjadi lagi," ujarnya.

208