Home Kesehatan Orangutan Jadi Korban Karhutla, Pemerintah Belum Punya Data

Orangutan Jadi Korban Karhutla, Pemerintah Belum Punya Data

Yogyakarta, Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan diharapkan segera usai agar tak mengurangi populasi orangutan. Namun pemerintah belum memperoleh data jumlah orangutan yang menjadi korban kebakaran hutan.
 
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno berharap kebakaran hutan tak berdampak luas pada masyarakat dan satwa terutama orangutan. 
 
"(Kebakaran hutan) Itu menjadi perhatian. Staf kami sedang melakukan pemantauan," kata Wiratno di sela acara 'Simposium dan Kongres Primata Indonesia ke-5' di University Club Hotel, Universitas Gadjah Mada, Rabu (17/9) siang. 
 
Wiratno mengatakan belum mendapat data berupa laporan jumlah orangutan yang harus diungsikan akibat kebakaran hutan. Menurutnya jika memang ada orangutan yang perlu diselamatkan, satwa itu akan dipindah ke tempat rehabilitasi. 
 
"Saya belum mendapat laporan rescue orangutan di pusat pusat rehabilitasi. (Kebakaran hutan) Tahun 2015 ada yang harus di-rescue dan kami punya banyak tempat rehabilitasi orangutan," katanya. 
 
Wiratno mengatakan, orangutan di Kalimantan tinggal sekitar 57 ribu ekor . Di Tapanuli, jumlahnya  sekitar 800 ekor dan di Sumatera kisaran 13.700 ekor. "Primata sangat bergantung pada pepohonan. Semoga tidak ada korban bagi orangutan," ujarnya. 
 
Menurutnya, orangutan telah mendapat perhatian dari segi kesehatan dan makanan. Setelah dirawat dan siap dilepas, mereka dilepasliarkan ke alam terbuka. "Ketika menjadi korban asap atau perburuan, kami tempatkan di pusat rehabilitasi," ucapnya.
 
Orangutan menjadi salah satu spesies primata Indonesia yang terancaman punah. Kondisi ini karena fragmentasi, hilangnya habitat, perburuan, dan perdagangan ilegal, termasuk dijadikan satwa peliharaan. 
 
Ketua Perhimpunan Ahli dan Pemerhati Primata Indonesia Chairul Saleh mengatakan, primata Indonesia harus dijaga kelestariannya supaya bisa menjalankan peran ekologinya yang penting. "Sebagai bangsa yang besar, primata-primata ini adalah identitas global karena tidak dijumpai di negara lain," pungkasnya.
185