Home Milenial Polres Ambon Selidiki Penyebab Karhutla

Polres Ambon Selidiki Penyebab Karhutla

Ambon, Gatra.com- Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease masih menyelidiki penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda perkebunan cengkih dan nenas di Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Provinsi Maluku, kemarin.

Kasubbag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Julkisno Kaisupy, mengungkapkan, karhutla yang terjadi sejak siang kemarin, berhasil dipadamkan pada pukul 19.00 WIT.

"Kemarin itu proses pemadaman api berlangsung sampai jam 7 malam," kata Kaisupy kepada Gatra.com, Senin (23/9/2019).

Menurutnya, penanganan karhutla kemarin itu sedikit mengalami kesulitan karena berada di lokasi ketinggian dan jurang yang terjang. Namun berkat upaya bersama instansi terkait, api baru dapat dijinakan.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran tersebut," jelasnya.

Lahan perkebunan yang terbakar sekira pukul 12.00 WIT itu diketahui milik Pendeta Semi Titaley. Pemilik sendiri bermukim di Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.

"Yang terbakar itu perkebunan cengkih dan nenas milik Pdt Semi Titaley," ungkap Kasubbag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Julkisno Kaisupy, kepada Gatra.com, Minggu (22/9/2019).

Menurutnya, dari keterangan para saksi mengaku kejadian itu pertama kali dilaporkan Agus Sarimole kepada Opus Patandian (53 tahun), ketua RT 003 RW 04.

Mendapat laporan, Opus mendatangi lokasi untuk memastikannya. Setelah melihat kebakaran yang sudah membesar dan meluas, ia lalu menghubungi dinas pemadam kebakaran.

Tak berselang lama setelah sejumlah mobil armada pemadam kebakaran tiba, tim gabungan diantaranya Polsek Nusaniwe, Polres Ambon, PRC Polda Maluku, TNI dan masyarakat melakukan pemadaman.

"Sebelumnya warga sudah terlebih dahulu melakukan pemadaman menggunakan peralatan seadanya tapi tidak berhasil. Karena kondisi alam yang terjang dan sulit dijangkau," jelasnya.

Para saksi juga mengaku jika belakangan ini terdapat sejumlah warga yang membangun rumah hutan. Mereka juga sering melakukan pembakaran.

"Namun disaat kejadian ini (kebakaran) tidak terlihat para pekerja rumah kebun dimaksud. Pemilik lahan kebun cengkih dan nenas, juga belum ditemui untuk  dimintai keterangan, guna memastikan aktifitas sebelum meluasnya kebakaran," jelasnya.

Pihaknya, lanjut Kaisupy, hingga kini masih terus melakukan penyelidikan terhadap kebakaran tersebut.

"Sampai saat ini upaya pemadaman masih terus dilakukan," tandasnya.

350

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR