Home Politik Greenomics Minta Greenpeace Buka Data Soal Kolaborasinya Dengan Sinar Mas

Greenomics Minta Greenpeace Buka Data Soal Kolaborasinya Dengan Sinar Mas

Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Vanda Mutia Dewi meminta kepada Greenpeace untuk mengungkapkan pengalaman mereka saat bekerja sama dengan grup Sinar Mas. Pasalnya, pada 2015, Vanda menyebut Greenpeace berkolaborasi dengan perusahaan tersebut, namun sayangnya masih terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

"Kami meminta kepada Greenpeace untuk jelaskan kepada publik tentang pengalamannya saat kolaborasi dengan Sinar Mas Grup. Jelaskan kepada publik, kenapa kolaborasinya justru gagal dan Sinar Mas jadi penyebab karhutla," jelasnya saat dihubungi Gatra.com, Rabu (25/9).

 

Lanjutnya, hal tersebut menjadi pertanyaan besar untuk publik. Menurutnya, ada pelajaran penting yang tersembunyi antara kolaborasi Greenpeace dengan perusahaan besar sawit dan bubur kertas tersebut.

Baca Juga: Lahan Hangus, Manajemen PT Belantara dan Bara Saling Tuding

 

"Seperti yang diketahui konsensi HTI di lahan Sinar Mas Group, salah satunya Asia Pulp dan Paper (APP), pada 2015 terbakar ratusan ribu hektare di Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. Pada saat itu, Greenpeace sedang berkolaborasi dengan Sinar Mas Group untuk implementasi kebijakan konservasi hutan," jelasnya.

 

Tambahnya, dari kejadian tersebut sudah menunjukkan bahwa kolaborasi Greenpeace dengan Sinar Mas Group terbukti gagal. Padahal, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah memberikan sanksi pada 2015 dan mencabut akasia yang baru ditanam pada areal bekas terbakar tersebut.

 

Sebelumnya, dalam media briefing yang diadakan oleh Greenpeace pada Selasa (24/9) lalu, diungkapkan bahwa periode 2015-2018, Sinar Mas Group menjadi penyebab karhutla. Disampaikan, total luasan lahan terbakar seluas 257.900 hektare.

 

 

 

487