Home Ekonomi Banyak Temuan Peninggalan Sriwijaya di Konsesi Perusahaan

Banyak Temuan Peninggalan Sriwijaya di Konsesi Perusahaan

 

Palembang, Gatra.com – Sejak tahun 2015 lalu, beberapa lokasi di empat Kecamatan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel menjadi lokasi buruan warga. Mengapa tidak, di lokasi-lokasi tersebut makin banyak ditemukan barang kuno yang diperkirakan seusia dengan kerajaan Sriwijaya dan setelahnya. Warga makin ramai baik, secara sendiri-sendiri atau berkelompok mendatangi lokasi-lokasi penemuan setelah terbukannya akses jalan menuju lokasi tersebut.

Salah satu pencari barang kuno, Seringguk Umang menceritakan, aktivitas mencari berawal dari kebakaran besar di OKI, Sumsel 2015 lalu. Kebakaran itu membuka akses jalan masyarakat menjangkau kawasan menuju pesisir kabupaten OKI. Jika sebelumnya masyarakat kesulitan menembus kawasan karena masih bertopografi rawa. Setelahnya 2015, setiap musim kemarau, masyarakat semakin ramai mendatangi beberapa lokasi pencarian.

“Sejak kebakaran 2015, akses jalan masuk ke lokasi makin terbuka, setiap kemarau, warga datang ke lokasi itu, untuk mencari peninggalan, baik berkelompok atau sendiri-sendiri. Biasanya, juga sudah dibangun tenda seadanya sebagai tempat jika ingin bermalam, atau terpaksa bermalam,”ujarnya kepada Gatra.com.

Menurut dia, terdapat empat kecamatan di OKI yang menjadi target warga mencari barang-barang kuno tersebut, yakni Kecamatan Sungai Menang, Cengal, Tulung Selapan dan Air Sugihan. Rata-rata, penemuan tersebut juga berada di lahan yang sudah menjadi konsesi perusahaan. “Pernah juga dilarang, namun masyarakat tetap bersekukuh, karena ini menjadi tambahan pencarian masyarakat setempat,” sambungnya.

Menurutnya, temuan-temuan kuno tersebut sangat mudah ditemukan. Hanya dengan penggalian sekitar 1 meter ke bawah tanah, maka sudah cukup banyak barang kuno ditemukan, terutama berbahan emas atau serbuk-serbuk emas. Setelah ditemukan warga, benda peninggalan yang berbentuk cincin emas, anting, hingga tanda-tanda kerajaan lainnya berbahan emas dijual ke toko emas terdekat, “Biasanya juga jika ada hari pasar (kalangan), pencari emas yang datang ke desa-desa,”ujar ia.

Sudah melakoni pencari barang kuno sejak empat tahun yang lalu, Seringguk yang akrab dipanggil Ringgo menyatakan keberadan pencarian yang berada di lahan konsesi perusahaan juga menimbulkan polemik. Diakuinya, warga mencari emas tersebut di lokasi kanal yang dibuat perusahaan untuk memulai bertanam akasia. Dengan kondisi seperti ini, ia menyayangkan jika proses pencarian harus berhadapan dengan perusahaan pemilik konsesi. “Kami sebagai warga inginnya, lahan bisa dimasuki warga, dan warga bisa bebas mencari emas-emas peninggalan Sriwijaya tersebut,”ucapnya.

Sampai dengan tahun ini, ia mengakui jumlah warga yang mencari emas makin bertambah. Malah, sejak tahun 2015, warga pernah merayakan pergantian tahun di lokasi-lokasi penemuan barang kuno itu sebagai wujud syukur bersuka karena menemukan atau dikarunai lahan yang bercampur kekayaan emas tersebut. “Dalam mencari juga perlu ketelatetan, karena bentuknya sudah berupa serbuk-serbuk emas, tapi ada juga yang masih utuh. Banyak pencarian di kanal-kanal perusahaan saat membuka lahan ingin bertanam akasia,”pungkasnya.

 

277