Home Milenial BBKSDA Riau Masih Telusuri Kematian Dita di Balai Raja

BBKSDA Riau Masih Telusuri Kematian Dita di Balai Raja

Pekanbaru, Gatra.com – Meski ditemukan sudah membusuk sejak Senin (7/10), gajah Kelurahan Balai Raja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis itu belum dikubur.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau masih melakukan Nekropsi --- pemeriksaan bagian luar dan dalam --- tubuh gaji itu demi mencari tahu musabab kematiannya.

"Gajah itu bernama Dita. Untuk mencari tahu penyebab pasti kematian gajah itu, kita sudah menurunkan tim untuk melakukan Nekropsi," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, kepada Gatra.com Rabu (9/10).

"Nekropsi menjadi teknik lanjutan untuk mengukuhkan diagnosa klinik. Supaya dapat diketahui penyakit yang diderita dan menjadi sebab kematian gajah itu," terangnya.

Kepala Bidang Wilayah II BKSDA Riau, Heru Sutmantoro, mengatakan dari hasil pemeriksaan bangkai, gajah itu berjenis kelamin betina dan diperkirakan sudah berumur 25 tahun. Ciri-ciri fisik, ada cacat di kaki kiri depan ( tidak ada telapak kaki) dan tidak punya gading.

Yang membikin miris, isi perut Dita sudah keluar meski tidak ditemukan luka bekas benda tajam atau kekerasan fisik di tubuhnya.

"Dari ciri-ciri fisiknya, gajah itu sudah enam hari lalu mati, dia adalah anggota kelompok gajah di Suaka Margasatwa Balai Raja," kata Heru.

Sebenarnya, lima tahun lalu BBKSDA Riau bersama Vesswic dan HIPAM sudah pernah mengobati kaki kiri depan Dita yang buntung. Dua tahun kemudian, persis 2016, tim medis BBKSDA dan Vesswic kembali mengobati luka kaki gajah itu.

Lantas tahun 2017, tim medis kembali melakukan pengobatan lantaran kondisi gajah itu lemah, jalannya sangat lambat. Tahun lalu, tim medis masih sempat melakukan dua kali pengobatan.

Naas, warga Kelurahan Balai Raja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis menemukan Dita tewas dengan usus terburai.

 

349