Home Ekonomi Impor Daging Sapi Brasil Masih Tunggu Izin Kemendag

Impor Daging Sapi Brasil Masih Tunggu Izin Kemendag

Jakarta, Gatra.com - PT Berdikari (Persero) tengah menunggu Surat Perizinan Impor (SPI) 10 ribu ton daging sapi asal Brasil dari Kementerian Perdagangan, setelah Kementerian Pertanian memberikan rekomendasi impor sejak Selasa lalu (8/10).

PT Berdikari ditetapkan menerima penugasan dari pemerintah mengimpor daging sapi asal Brazil berdasarkan rapat koordinasi terbatas Agustus silam.

"Kami masih dalam proses izin Kemendag, mungkin butuh satu dua hari. Kemarin ada hambatan sedikit dari Kementan terhadap kelengkapan dokumen dari sisi suplier di sana (Brasil), sehingga akan terlambat sedikit," kata Direktur Utama Berdikari Eko Taufik Wibowo kepada awak media di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (10/10). 

Eko menyatakan, keterlambatan itu membuat proses pengadaan daging sapi sempat mundur, yakni terkait negosiasi harga, persiapan volume pasokan, dan penentuan jadwal pengiriman.

"Kalau kami harus secepatnya karena costumer kami sudah menunggu. Minggu lalu seharusnya sudah memasuki proses pengadaan daging. Target kami Insya Allah sampai akhir tahun, Bedikari sudah bisa penuhi impor," kata Eko.

Eko menjelaskam daging-daging tersebut akan dipasok kepada distributor untuk keperluan industri kecil dan menengah, pasar-pasar tradisional, dan horeka (hotel, restoran, dan katering).

"Kepada distributor-distributor kita juga sudah melakukan pemanggilan dan pemilihan distributor mana yang memenuhi syarat untuk memasok barang dari kita," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Eko ada sebanyak 500 ton diantaranya akan diolah Berdikari menjadi produk daging olaham seperti bakso dan sosis.

Eko mengungkapkan harga daging sapi Brazil di bawah USD 5/kilogram, di bawah daging sapi Australia yang di atas USD 5/kilogram. Namun, harga daging sapi Brazil masih lebih mahal dari daging kerbau India yang di bawah USD 4/kilogram.

"Memang masih lebih mahal sedikit ketimbang India, tapi kita masih bisa jagalah ke end user (pengguna akhir) di kisaran Rp80 ribu per kilogram," katanya.
 

108

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR