Home Kebencanaan Satgas Karhutla Polda NTB Catat Ratusan Hektare TNGR Hangus

Satgas Karhutla Polda NTB Catat Ratusan Hektare TNGR Hangus

Mataram, Gatra.com- Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), tidak saja terjadi pada lahan-lahan ataupun hutan scala kecil, namun Karhutla yang terjadi di NTB juga terjadi di kawasan konservasi seperti di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Bahkan hasil rekapitulasi data Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Polda NTB, tercatat sebanyak 753, 24 hektare vetegasi TNGR hangus terbakar.

 

Kabid Humas Polda NTB, Kombes H Purnama, S.IK mengungkapkan, kebakaran di TNGR terjadi di wilayah Utara dan Timur pada ketinggian sekitar 1.000 hingga 2.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl) hingga kawasan kaki Gunung Rinjani. Banyaknya sebaran api diperparah dengan kondisi kekeringan ekstrem pada vegetasi sehingga mudah terbakar. Jenis vetegasi yang terbakar seperti ilalang hingga pohon pohon tropis yang sudah mengering.

“Terbakarnya TNGR sejak awal Oktober lalu diantaranya, terjadi di bukit savana Adas Petak Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun. Lokasi kebakaran pada ketinggian 1500 Mdpl. Kebakaran paling luas di padang savana Semaring Desa Mekarsari, Kecamatan Suela pada ketinggian 2.329 Mdpl. Api melalap vetegasi di sana hingga 52,94 hektare,” kata Purnama di Mataram, Selasa (29/10).

Dikatakan, areal hutan savana TNGR yang terbakar selain di Sembalun, juga merambat ke kawasan Rinjani lainnya. Api bahkan masuk hingga ke hutan kawasan KPH Rinjani Timur pada petak HP41 dan HP56 di Kecamatan Sambelia. Hutan produksi tidak luput dari kebakaran mencapai puluhan hektar.

Ditambahkan, selain kawasan timur, wilayah Utara Rinjani juga dilanda kebakaran. Sebagian menimpa jalur pendakian Sembalun menuju Pelawangan. Sebaran api hingga Desa Senaru dengan luas kebakaran mencapai 20 hektare. Kawasan paling sulit dijangkau adalah lembah Sangkareang di kaki Rinjani yang juga turut terbakar hingga 20 hektar.

“Kebakaran di wilayah konservasi ini menjadi perhatian khusus Satgas Karhutla Polda NTB. Sehingga menerjunkan kekuatan personel secara maksimal di semua titik hotspot. Seperti personel Polsek, Polres dan Polda NTB hingga Sat Brimob. Tim Satgas terdiri dari polisi, TNI, personel TNGR, hingga Masyarakat Peduli Api (MPA), para pelaku wisata seperti guide dan Trekking Organizer (TO),” ujarnya.

Menurut Purnama, hingga saat ini pemantauan titik hotspot masih terus dilakukan melalui aplikasi citra satelit. Jika ditemukan titik merah, maka Satgas Karhutla yang bertindak sebagai operator akan menginformasikan ke tim Satgas terdekat, agar lebih cepat menjangkau lokasi.

106