Home Milenial UNESCO Tetapkan Ambon Jadi Kota Musik Dunia

UNESCO Tetapkan Ambon Jadi Kota Musik Dunia

Ambon, Gatra.com - Setelah melalui perjalanan panjang beberapa tahun belakangan ini, akhirnya Kota Ambon ditetapkan oleh badan dunia United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjadi Kota Musik Dunia.

Ini kota ketiga di Indonesia yang mendapat pengakuan UNESCO sebagai Creative City setelah sebelumnya Kota Pekalongan (Craft and Folk Arts) dan Bandung (Design).

"Tadi saya dihubungi Director UNESCO City Of Music Mannheim Jerman, Rainer Kern melalui pesan singkat Whatsapp, yang memberikan ucapan selamat Kota Ambon sudah ditetapkan sebagai kota kreatif dunia berbasis musik, bersama 65 kota kreatif lainnya," ujar Direktur Ambon Music Office, Ronny Loppies kepada Gatra.com di Ambon, Kamis (31/10/2019).

Apa yang dicapai Kota Ambon ini, disebut Ronny, merupakan hasil dari kerja semua pihak terutama ekosistem bermusik yang ada di ibukota Provinsi Maluku ini.

"Apa yang kita capai ini, berkat dukungan semua pihak. Baik yang mendoakan maupun juga yang memberikan kritik. Sebab kritik yang diberikan juga menjadi motivasi bagi AMO saat mempersiapkan kota ini hingga didaftarkan ke UNESCO untuk dinilai dan akhirnya ditetapkan sebagai UNESCO City of Music," tutur Ronny.

Dia menuturkan, penetapan Ambon sebagai UNESCO City of Music ini, tidak terlepas dari dukungan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI.

"Bekraf inilah yang awalnya menilai Kota Ambon sebagai kota di wilayah Indonesia Timur, yang memiliki potensi besar di bidang musik," terangnya.

Bekraf kata Ronny, kemudian mendorong Pemerintah Kota Ambon, agar tidak hanya sekadar memiliki slogan Ambon City of Music, akan tetapi harus benar-benar dapat menjadikan musik sebagai alat pengembangan ekonomi di kota Ambon, yaitu dengan menjadikan Ambon sebagai Kota Musik Dunia yang diakui dan terdaftar di Jaringan Kota-Kota Kreatif UNESCO/UNESCO Creative Cities Network (UCCN).

Ronny katakan, Pemerintah Kota Ambon melalui AMO, bersama Badan Ekonomi Kreatif lantas mendaftarkan Ambon sebagai Kota Musik Dunia ke UNESCO. Bekraf juga sejak tahun 2016 telah mendampingi Ambon untuk persiapan pendaftaran tersebut.

Lebih jauh menyinggung soal sinyal Kota Ambon kemungkinan besar ditetapkan sebagai Kota Musik Dunia versi UNESCO, menurut Ronny, sebenarnya sudah dia ketahui saat Rainer Kern berkunjung ke kota ini pada bulan Mei 2019 lalu, untuk melihat langsung kesiapan Ambon yang ketika itu akan mendaftar menjadi UNESCO City of Music.

Menurut Ronny, saat itu Rainer menyebutkan, jika diberi skala satu (1) sampai 10, terkait persiapan Ambon untuk mendaftar ke UNESCO menjadi Kota Musik Dunia maka dia katakan Kota Ambon berada pada angka 10.

"Saya bekerja di Unesco, dan tahu bahwa ada para penilai dan ada sistem skornya. Dan saya juga tahu sistem skornya seperti apa. Jadi mengenai kesiapan Kota Ambon mendaftar menjadi Kota Music Dunia versi UNESCO, sejujurnya saya katakan kota ini ada di angka 10. Kalaupun bukan 10 berarti 9 tapi sangat mendekati 10," ujar Ronny mengutip pernyataan Rainer saat itu.

Nuansa bermusik dan keramahan warga Kota Ambon yang dijumpai Rainer sejak tiba di Ambon, Selasa (21/5) hingga Jumat (25/5), disebut Ronny, sangat memikat hati penikmat musik jazz ini. Tidak salah, Ambon akhirnya ditetapkan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO, Rabu (30/10/2019), sebagai Kota Musik Dunia.

Selain Kota Ambon dari Indonesia, ada 14 kota lainnya di dunia yang juga ditetapkan kemarin sebagai kota kreatif dunia berbasis musik, antara lain

Essaouira (Morocco), Havana (Cuba), K?r?ehir (Turkey), Leiria (Portugal), Lliria (Spain), Metz (France), Port of Spain (Trinidad and Tobago), Ramallah (Palestine), Sanandaj (Iran [Islamic Republic of]), Santo Domingo (Dominican Republic), Valledupar (Colombia), Valparaíso (Chile), Veszprém (Hungary), dan Vranje (Serbia).

Sedangkan sejumlah kota lainnnya yang juga ikut ditetapkan sebagai Kota Kreatif UNESCO yang baru yaitu untuk basis gastronomi: Afyonkarahisar (Turkey), Arequipa (Peru), Belo Horizonte (Brazil), Bendigo (Australia), Bergamo (Italy), Hyderabad (India), Mérida (Mexico), Overstrand Hermanus (South Africa), Portoviejo (Ecuador), dan Yangzhou (China)

Selanjutnya kota kreatif UNESCO berbasis Literature antara lain: Angoulême (France), Beirut (Lebanon), Exeter (United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland), Kuhmo (Finland),

Lahore (Pakistan), Leeuwarden (Netherlands), Nanjing (China), Odessa (Ukraine), Slemani (Iraq), Wonju (Republic of Korea), dan Wroc?aw (Poland).

Kota kreatif UNESCO berbasis Crafts and Folk Art, antara lain: Areguá (Paraguay), Ayacucho (Peru), Ballarat (Australia), Bandar Abbas (Iran [Islamic Republic of]), Biella (Italy), Caldas da Rainha (Portugal), Jinju (Republic of Korea), Kargopol (Russian Federation), Sharjah (United Arab Emirates), Sukhothai (Thailand), Trinidad (Cuba), dan Viljandi (Estonia)

Kota kreatif UNESCO berbasis Design, antara lain: Asahikawa (Japan), Baku (Azerbaijan), Bangkok (Thailand), Cebu City (Philippines), Fortaleza (Brazil), Hanoi (Vietnam), Muharraq (Bahrain), Querétaro (Mexico), dan San José (Costa Rica).

Kota kreatif UNESCO berbasis Media Arts, antara lain: Karlsruhe (Germany), Santiago de Cali (Colombia), dan Viborg (Denmark).

Selanjutnya, Kota Kreatif UNESCO berbasis Film, yaitu: Mumbai (India), Potsdam (Germany), Sarajevo (Bosnia and Herzegovina), Valladolid (Spain), dan Wellington (New Zealand).

Ditetapkannya 66 Kota Kreatif yang baru ini, membuat Jaringan Kota Kreatif UNESCO di dunia, sekarang ini total menjadi 246 kota.

 

4030

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR