Ambon, Gatra.com - Jumlah kasus malaria di Provinsi Maluku, dari waktu ke waktu semakin mengalami penurunan hingga mencapai angka 1,25%.

 

"Jika terbilang 1,25% artinya dari seribu jumlah penduduk Provinsi Maluku, maka terdapat satu sampai dua orang yang masih positif terkena malaria," terang Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Meykal Pontoh, kepada Gatra.com, usai acara Evaluasi Rencana Induk Tahap 1 Eliminasi Malaria Sesuai Rencana Strategis Nasional 2015-2020 di Maluku, yang berlangsung di Ambon, Rabu (6/11/2019).

 

Meski begitu, menurut Meykal, Provinsi Maluku belum bisa dikatakan sebagai provinsi bebas malaria.

 

"Untuk mendapatkan predikat bebas malaria, yang pertama adalah angka malaria setempat harus di bawah nol, dan harus dilakukan evaluasi selama tiga tahun. Jika dalam tiga tahun sudah mencapai nol kasus maka baru dapat dikatakan sebagai provinsi bebas malaria," ujarnya.

 

Meykal menuturkan, dirinya turut memberikan pemaparan materi mengenai kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh daerah dalam upaya penurunan atau eleminasi malaria.

 

"Kebijakan yang dilakukan tidak hanya ditetapkan di tingkat provinsi saja, namun juga di tingkat kabupaten serta kota," ucapnya.

 

Dia katakan, pemerintah kabupaten dan kota turut mengeluarkan aturan-aturan agar semua secara serentak memiliki komitmen untuk menurunkan angka penyakit malaria.

 

"Mau tidak mau masyarakat dan seluruh dinas terkait serta stakeholder harus terkait dalam upaya eleminasi malaria. Jika semua sepakat dan serentak melakukan itu maka saya kira angka kasus malaria akan semakin menurun," pungkasnya.

 

Kegiatan Evaluasi Rencana Induk Tahap 1 Eliminsi Malaria Sesuai Rencana Strategis Nasional 2015 - 2020 di Maluku ini, digelar atas kerjasama Kementeria Kesehatan RI, Pemerintah Provinsi Maluku, Unicef, dan Yayasan Pelangi.