Home Ekonomi Dampak Karhutla, Nilai Ekspor Sumsel Menurun

Dampak Karhutla, Nilai Ekspor Sumsel Menurun

 

Palembang, Gatra.com – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di sebagian kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel), berpengaruh pada perekonomian Sumsel. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis karhutla berkontribusi pada ekonomi Sumsel, juga penurunan nilai ekspor pada beberapa bulan terakhir.

Kepala BPS Sumsel, Endang Tri Wahyuningsih menyatakan pertumbuhan ekonomi melambat pada triwulan III yang dikenal sebagai puncak musim kemarau. Peristiwa karhutla berdampak pada ekspor Sumsel yang menurun. Tercatat, pada September lalu nilai ekspor Sumsel USD 278,09 juta atau menurun dibandingkan Agustus yang mencapai USD 334,54 juta.

“Pengaruh karhutla tentu ada pada sektor ekonomi. Pada triwulan III, ekonomi Sumsel melambat, atau hanya tumbuh 5,67%. Karhutla berimbas pada ekspor yang juga melambat pada tiga bulan terakhir,” ucapnya dalam keterangan persnya, 5 November lalu.

Selain berpengaruh pada ekspor, karhutla juga mempengaruhi konsumsi masyarakat yang meningkat akibat pembelian masker, terutama masyarakat Palembang yang mengalami imbas langsung dari pengaruh karhutla, berupa sebaran asapnya.

“Dari sisi konsumsi masyarakat juga ada, terutama masyarakat yang terpapar akibat asap akan mengeluarkan pendapatan membeli (sektor konsumsi) masker dan akan terus membeli selama mengalami masker selama mengalami inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” ujarnya.

Adapun, BPS mendata jumlah penderita ISPA di Sumsel, terutama di Palembang mengalami peningkatan. Berdasarkan data BPS, jumlah penderita ISPA mengalami peningkatan pada Juni yakni sebanyak 39.683 penderita, lalu meningkat menjadi 40.874 penderita pada Juli dan pada Agustus mengalami peningkatan menjadi 50.682 penderita.

“Sejak kualitas udara memburuk akibat asap, tentu jumlah penderita ISPA meningkat,” pungkasnya.

 

 

227