Home Kebencanaan BNPB: 3.271 Bencana di Indonesia, 708 Diantaranya Karhutla

BNPB: 3.271 Bencana di Indonesia, 708 Diantaranya Karhutla

Jakarta, Gatra.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut sedikitnya ada 3.271 bencana terjadi di Indonesia sepanjang Januari-November 2019. Dari jumlah tersebut, tiga angka tertinggi bencana berasal dari puting beliung sebanyak 1.050 peristiwa, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 708 peristiwa dan banjir sebesar 684 peristiwa.

Adapun bencana lain berasal dari tanah longsor sebesar 655 peristiwa, kekeringan 121 peristiwa, gempa bumi 29 peristiwa, gelombang pasang-abrasi 17 peristiwa dan erupsi gunung api sebanyak 7 peristiwa.

Direktur Penanganan Pengungsi BNPB, Johny Sumbung membeberkan, untuk Karhutla, setidaknya ada 857 ribu hektar lahan yang terbakar sepanjang Januari-September 2019. 

“BNPB juga memantau ada 483 titik panas atau hotspot di enam daerah yang menjadi lokasi karhutla terparah, di antaranya Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur,” kata Johny saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).

Johny menyebut, kasus karhutla hampir murni diakibatkan tangan manusa. 

"Ada 99% ulah manusia. Api enggak mungkin turun dari langit, kalau ada yang bilang itu faktor alam? Ah enggak mungkin, enggak seberapa," katanya. 

Johny mengatakan diantara daerah tersebut, lima wilayah yang paling banyak terbakar di antaranya Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Riau dan tambahan daerah lain, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT). Lahan yang terbakar berasal dari lahan mineral sebesar 630 ribu hektar atau 74%, gambut 227 ribu hektar atau 26%. Kini, hanya Kalimantan Barat yang masih memegang status darurat asap.

"Siaga darurat masih Kalbar, 31 Desember 2019, yang lain dianggap sudah tidak ada, karena sudah turun hujan. Di Kalbar juga tidak semuanya, dua kabupaten saja," ujarnya.

Johny menyebut kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat karhutla tidak main-main. Berdasarkan data karhutla pada 2015 lalu, penanganan karhutla sudah menelan biaya hingga US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp221 triliun. 

“Angka itu dua kali lipat dari penanganan tsunami Aceh pada 2004 yang menelan US$7 miliar. Namun kerugian ekonomi untuk karhutla 2019 belum dirilis oleh BNPB,” katanya.

Kendati dalam penanganan karhutla, kata Johny BNPB bersama tim satgas yang terdiri dari Polri, TNI, Pemda dan stakeholder terkait telah menerjunkan 420 juta liter waterbomb dan 361 ribu kilogram garam untuk pembuatan hujan.

151

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR