Home Ekonomi BUMDes Nangkod Produksi 20 Ton Sampah Organik Per Bulan

BUMDes Nangkod Produksi 20 Ton Sampah Organik Per Bulan

Purbalingga, Gatra.com - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Al Falah, Desa Nangkod, Kecamatan Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah baru dirintis setahun silam. Namun, anggotanya telah mampu membuat beragam produk untuk dipasarkan.

Ketua BUMDes Al Falah, Kismo Hari Nugroho mengatakan, dari lima unit usaha yang diprogramkan, dua di antaranya telah berjalan. Program pertama yaitu pupuk organik dan kedua, pengelolaan air bersih.

"Kalau untuk pupuk organik kami sudah bisa memproduksi 20 ton per bulan," katanya ketika ditemui Selasa (19/11).

Menurut Kismo, proses pembuatan pupuk organik bermerk Ukasa ini baru dimulai sejak awal tahun 2019. Pengurus BUMDes hanya perlu mengolah kotoran ternak yang melimpah di desa tersebut.

Dia menuturkan, sebagian besar warga Desa Nangkod bermata pencaharian sebagai peternak dan petani lahan kering. Dengan demikian, tidak sulit menemukan warga yang beternak sapi dan kambing. "Rata-rata setiap kepala keluarga punya satu sampai dua ekor kambing atau sapi," tuturnya.

Kismo mengaku masih kesulitan memasarkan produk pupuk organik. Meski masyarakat mampu memproduksi pupuk dalam jumlah banyak. Penyebabnya, masih banyak petani yang bergantung pada pupuk kimia.

"Sementara ini kami jual ke ke petani sayuran di Batur, Dieng, Banjarnegara dan petani durian di Kemranjen, Banyumas. Kalau produksi sih, kami bisa sediakan berapapun kalau diminta," ujarnya.

Ketua II Kelompok Tani Bina Sejahtera, Kusmi Haryanto, mengemukakan, proses pembuatan pupuk organik tersebut mendapatkan pendampingan dari akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Mereka belajar untuk mencampur kotoran ternak sapi, ayam, dan kambing untuk dijadikan pupuk.

"Ada komposisi tersendiri. Misalnya kotoran ayam 25 persen, sapi dan kambing 75 persen. Lalu dicampur dan ditambah bakteri fermentasi dan disimpan selama sepuluh hari. Setelah itu dikemas dengan karung berukuran 30 kilogram," ujarnya.

279