Home Teknologi PLTN Belum Akan Terwujud Hingga 100 Tahun Lagi

PLTN Belum Akan Terwujud Hingga 100 Tahun Lagi

Sleman, Gatra.com - Mantan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro menyarankan ada kajian ulang untuk pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Meski dibutuhkan guna memenuhi kebutuhan energi, PLTN belum akan terealisasi 100 tahun mendatang.

Pernyataan ini dikemukakan pendiri Purnomo Yusgiantoro Center ini usai berbicara di seminar ‘Penguatan Ketahanan Energi untuk Mendukung Ketahanan Nasional’ di Gedung Fakultas Teknologi Mineral UPN ‘Veteran’ Yogyakarta, Kamis (28/11).

“Selama ini kebutuhan energi untuk listrik terbesar ada di Jawa. 15 tahun yang lalu kami sempat mengusulkan pendirian PLTN di Gunung Muria namun ditolak masyarakat,” katanya.

Meski secara infrastruktur kelistirkan untuk PLTN dinilai siap, pendirian PLTN harus dikaji ulang dalam faktor memberikan harga energi yang terjangkau (affordability) dan menerima jenis energi tertentu (acceptability).

Kaji ulang PLTN ini juga perlu dilakukan di Kalimantan Barat dan Bangka Belitung yang menyatakan bersedia menjadi daerah pertama yang memiliki PLTN di Indonesia.

“Sekarang saya enggak tahu itu sebab penolakan itu terjadi lima belas tahun lalu. Sekarang seharusnya disurvei lagi, mau lagi apa enggak? Demikian juga teknologi dan bahan bakunya, perlu dikaji,” ujarnya.

Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rinaldy Dalimy yang turut menjadi pembicara menyatakan meski tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional, PLTN menjadi pertimbangan dan pilihan terakhir.

“Ada risiko dalam penerapan teknologi nuklir baik untuk persenjataan, pertanian, kesehatan, maupun kelistrikan. Senjata berisiko ledakan, pertanian dan kesehatan berisiko pada limbah, energi listrik berisiko kecelakaan,” jelasnya.

Selain itu, posisi Indonesia di area ‘the ring of fire’ dan daerah rawan gempa menghadirkan ancaman bencana alam yang tidak bisa diprediksi dan membahayakan instalasi. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi asing dan pembelian uranium akan meningkatkan subsidi listrik dan ketergantungan pada negara lain. “Saya memastikan dalam 100 tahun ke depan, PLTN belum akan hadir di Indonesia,” ujarnya.

Dalimy memaparkan Indonesia memiliki beragam jenis energi terbarukan sebagai sumber pembangkit listrik. Antara lain pembangkit listrik tenaga angin di Sulawesi Selatan, tenaga ombak, mikrohidro, dan konversi energi termal lautan (OTEC) yang Indonesia punya potensi besar ketiga di dunia.

“Persoalan utamanya untuk mengelola energi itu dibutuhkan dana besar. Di sinilah peran perguruan tinggi, membuat yang mahal menjadi murah,” ujarnya.

Pakar Geologi Vulkanologi Surono atau biasa dipanggil Mbah Rono, menyatakan konsep ketahanan energi harus dibarengi ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana.

Selain memahami potensi dan mewaspadi bencana, penataan kawasan dan pembangunan infrastruktur vital juga harus diperhatikan yakni dengan membuat bangunan ramah bencana.

406