Home Politik Penurunan Angka Kemiskinan di Jateng Belum Sesuai Prediksi

Penurunan Angka Kemiskinan di Jateng Belum Sesuai Prediksi

Semarang, Gatra.com - Penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah (Jateng) pada 2019 yang sebesar 10,58% tidak sesui prediksi. Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng agar tidak terlalu euforia menyikapi penurunan angka kemiskinan tersebut.

Demikian dikatakan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik (Unika) Soegiyopranata Semarang, Prof. Andreas Lako kepada Gatra.com di Semarang, Kamis (16/1).

Menurutnya, penurunan angka kemiskinan di Jateng pada 2019 belum sesuai prediksi, mestinya bisa antara 10,2% hingga10,3% atau 300 ribu orang hingga 400 ribu orang. Prediksi ini, lanjut Andreas, berdasarkan data penurunan angka kemiskinan dalam tiga tahun terakhir rata-rata turun satu digit.

Baca jugaPerguruan Tinggi Siap Bantu Pemerintah Entaskan Kemiskinan

Pada 2016 tercatat sebesar 13,19%, pada 2017 turun menjadi 12,23%, dan 2018 menjadi sebesar 11,19%.“Tahun ini (2019) penurunan angka kemiskinan di Jateng sekitar 0,61 persen atau sebanyak 188 ribu orang tidak sesuai prediksi,” katanya.

Penyebabnya, lanjut Andreas, antara lain kondisi ekonomi dunia dan nasional yang melambat. Di samping itu ada yang diabaikan Pemprov Jateng karena terlalu fokus mengejar percepatan ekonomi kurang memperhatikan hilangnya lahan pertanian untuk industri.

Kondisi ini menyebakan masyarakat petani yang mencapai 50% kehilangan mata pencaharian bercocok tanam di sawah. “Namun, secara pastinya masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Jadi meski penurunan angka kemiskinan Jateng tertinggi di Indonesia, tapi tidak sesuai prediksi,” ujar Andreas.

Seperti diketahui berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan angka kemiskinan di Jateng tertinggi se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin Jateng per September 2019 turun sebanyak 63.830 jiwa menjadi 3,68 juta dari sebelumnya pada Maret 2019 sebanyaik 3,74 juta jiwa.

Baca juga Pengamat : Kemiskinan Jateng 2020 Bisa Turun 9,2%

Peringkat kedua penurunan penduduk miskin adalah Jawa Timur sebanyak 56.250 jiwa dan Nusa Tenggara Barat di peringkat ketiga sebanyak 30.280 jiwa.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik penurunan penduduk miskin ini, tapi belum puas atas pencapaian tersebut. Orang nomor satu di Jateng ini meminta seluruh jajarannya lebih getol lagi menurunkan angka kemiskinan.

“Kami juga mengajak perguruan tinggi, perusahaan, TNI/Polri untuk membina minimal satu desa,” ujar dia.

300