Home Ekonomi Harga Gas Tak Wajar, Pengusaha Pilih Beli di Malaysia

Harga Gas Tak Wajar, Pengusaha Pilih Beli di Malaysia

Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan mengatakan, harga gas yang sangat mahal menjadikan alasan para pelaku usaha lebih memilih untuk membeli gas di Malaysia atau Singapura.

"Masalah ada begini-begini ya kita kan selalu berfikiran bahwa lihat tetangga kita dong, kan sudah ada ya di Malaysia, di Singapura berapa. Jadi kalau ada yang membantah segala macem bahwa minyak kita, gas kita sudah murah, comparation dengan tetangga-tentanga saja oke," kata Johnny usai Focus Group Discussion (FGD) bersama Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI), di Menara Kadin, Jakarta, Senin (20/1).

Menurut Johnny, masalah mahalnya harga gas sudah terjadi sejak lama, yakni pada 2016 silam.

Meski begitu, lanjut Johnny sebenarnya pada waktu itu, pemerintah sudah meminta, agar harga gas untuk industri dipatok hanya sebesar US$6 per mmbtu, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Namun hingga saat ini harga gas justru ada pada level US$9 hingga US$12 per mmbtu.

"Itu kan sudah keluar Kepres di 2016 dimana diharapkan 6 dolar kan itu kan Presiden yang ngeluarin dan itu sudah tidak pernah tercapai 6 dolarnya, ya kan terjadinya di 9 dolar lebih hingga 12 dolar dan sekarang mau dinaikkan lagi," ujar Johnny.

Jika harga gas terus mengalami kenaikan, kata Johnny, pihaknya khawatir, industri-industri dalam negeri akan terhambat. Tidak hanya itu, para pelaku usaha kecil pun dapat mati, karena harga gas yang semakin menekan mereka.

Sebab, nantinya dengan kenaikan harga gas, penghasilan para pelaku usaha kecil itu akan semakin kecil. Lebih kecil dibanding pengeluaran untuk membeli gas.

"Masalahnya kalau dinaikin kan ada usaha-usaha kecilnya akan mati misalnya industri keramik. Jadi waktu itu, ya jelas Kadin berpihak untuk hal ini, kita mengajukan hal ini ke Presiden dan tanggapannya positif kan, Presiden marah-marah mengenai harga gas," katanya.

4184

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR