Home Ekonomi Pihak NSHE Bantah Kritik LSM Pembangunan PLTA Batang Toru

Pihak NSHE Bantah Kritik LSM Pembangunan PLTA Batang Toru

Jakarta, Gatra.com - Communications and External Affair Director PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) yang bertanggung jawab dalam pembangunan PLTA Batang Toru, di Tapanuli, Firman Taufick menanggapi kritik LSM Auriga dan Mighty Earth yang menyatakan bahwa pembangunan PLTA Batang Toru merusak habitat orangutan. Dia menyatakan David Brown bukan bagian dari pemerintah yang bertanggung jawab soal pembangunan industri kelistrikan di Indonesia. 

Dia menyebut, yang paling paham dan bertanggungjawab pada pembangunan sektor kelistrikan adalah PLN dan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan. "David Brown juga bukan ahli kelistrikan di Indonesia. Dia hanya yang diminta menyuarakan pendapat kliennya, Mighty Earth," ujarnya saat dihubungi Gatra.com, Rabu malam (22/1). 

Bahkan Firman menuding analisa David Brown tak lebih dari program campaign Mighty Earth. Dia meragukan kepentingan Mighty Earth benar-benar untuk kepentingan lingkungan dan sosial. 

"Siapapun sudah tahu siapa mereka (Mighty Earth), motivasi dan interest mereka. Dan yang pasti interestnya bukan untuk Indonesia. Jadi kita sudah tahu," ucapnya. 

Sementara itu, Inisiator Pembangkit Listrik Berbasis Rakyat, Tri Mumpuni turut mengomentari persoalan ini. Dirinya mengatakan akar permasalahan ini antara lain karena sosialisasi dan tata kelola yang buruk oleh pemerintah. Seharusnya, lanjut Tri, dari awal pemerintah dapat transparan dalam melaksanakan pembangunan proyek ini agar tidak menimbulkan banyak pertanyaan dan kontroversi seperti sekarang ini. 

"Jadi kita punya langkah yang baik untuk membangun, tetapi sosialisasi lemah, dan governance-nya sangat kurang. Misalkan dananya darimana secara rill ya, biayanya berapa, dan ini kan dapat saling menunggangi sehingga sering kali dianggap ada kepentingan," imbuhnya. 

Sebelumnya, organisasi kampanye asal Amerika Serikat, Mighty Earth bersama LSM lingkungan Auriga mengadakan konferensi pers di The Sultan Hotel, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (22/1). Agenda itu mengkritisi adanya pembangunan PLTA Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. 

500