Home Politik Pilkada Pacu Pertumbuhan Ekonomi dan Turunkan Kemiskinan

Pilkada Pacu Pertumbuhan Ekonomi dan Turunkan Kemiskinan

Semarang, Gatra.com --- Pengamat ekonomi Universitas Katolik (Unika) Soegiyapranata Semarang, Prof. Andreas Lako, menyatakan pelaksanaan pilkada membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Di samping pertumbuhan ekonomi, menurutnya, pilkada juga membawa dampak menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. “Hasil riset saya dari tahun 2000 sampai 2018 setiap moment pelaksanaan pilkada terjadi pertumbuhan ekonomi cukup tinggi yang diikuti penurunan kemiskinan begitu besar,” katanya kepada Gatra.com di Kampus Unika Soegiyapranata Semarang, Kamis (30/1).

Andreas mencontohkan pada pilkada serentak di Jateng pada 2015 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5% dari tahun sebelumnya sebesar 5,1%. Menurutnya ada fenonema menarik pada pilkada 2015 karena inflasi juga menurun. Demikian pula pada pilkada pemilihan Gubernur Jateng 2018 terjadi penurunan inflasi (deflasi). “Pilkada yang diprediksikan akan menyebabkan inflasi naik ternyata malah turun,” ujar Andreas. Deflasi terjadi karena kurangnya uang yang beredar di masyarakat akibat kurangnya daya beli.

Lebih lanjut, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Soegiyapranata ini, menyatakan pilkada tidak hanya sebatas politik, tapi ada peristiswa ekonomi. Sebab saat pilkada meningkatkan aktivitas ekonomi dari sisi permintaan atau demand, seperti pembuat souvenir, kaos, dan konsumsi.

Adanya permintaan teresebut, maka harus ada suplay (penawaran). Para pelaku usaha sudah melakukan investasi penawaran satu hingga dua tahun sebelum pilkada karena sudah mengetahui saat pilkada permintaan akan mencapai puncaknya. “Secara data terbukti setiap aktivitas pilkada kabupaten/kota dan provinsi pertumbuhan ekonomi meningkat karena aktivitas ekonomi meningkat. Jadi tidak benar kalau pilkada membawa dampak negatif,” ujar Andreas.

Adanya peningkatan ekonomi, lanjutnya, maka perputaran uang pada kegiatan pilkada juga ikut meningkat untuk belanja kebutuhan bahan baku dan konsumsi yang dilakukan pemerintah dan para calon kepala daerah. “Saya belum pernah melakukan riset nilai perputaran pilkada, tapi yang jelas meningkat cukup besar,” katanya.

258