Home Internasional Pengembang Vaksin Covid-19 Mulai Uji Coba pada Wanita Hamil

Pengembang Vaksin Covid-19 Mulai Uji Coba pada Wanita Hamil

New York, Gatra.com – Pihak Pengembang vaksin Covid-19 sedang memulai uji coba penggunaan terhadap wanita hamil, dan berusaha memberikan kepastian bahwa suntikan tersebut aman untuk ibu hamil.

“Pfizer Inc. dan mitranya dari Jerman BioNTech SE memberi dosis pada pasien pertama dalam uji coba vaksin messenger RNA pada 4.000 wanita pada tahap akhir kehamilan,” kata pihak perusahaan tersebut pada hari Kamis, dikutip Bloomberg, Jumat (19/2). 

Para mitra produsen akan menjalankan studi tahap tengah terhadap 350 sukarelawan di usia kehamilan 27 dan 34 minggu untuk memastikan keamanan, sebelum beralih ke uji coba lanjutan pada wanita hamil berusia antara 24 dan 34 minggu.

Begitu juga produsen AstraZeneca Plc. dan Johnson & Johnson berencana akan menjalankan uji coba dalam beberapa bulan mendatang. 

Studi ini memberi harapan dan kabar baik bagi ibu hamil, yang hingga saat ini menghadapi dilema yang sulit: Dikeluarkan dari studi vaksin, namun lebih rentan terhadap Covid-19 yang parah. Beberapa penelitian juga menghubungkan penyakit ini dengan kelahiran prematur.

“Meskipun kabar baik bahwa uji coba vaksin pada wanita hamil akhirnya dimulai, hasil dari uji coba ini kemungkinan tidak akan tersedia sebelum musim gugur,” kata profesor kesehatan populasi ibu dan anak di Universitas Oxford, Marian Knight.

Wanita hamil selama ini dijauhkan dari program studi vaksin karena kurangnya informasi keamanan dan potensi risiko efek samping yang lebih tinggi. Meski ada keinginan dari banyak ilmuwan dan dokter untuk dimasukkan. 

AS, Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia sebenarnya telah menyarankan agar tidak memvaksinasi wanita hamil kecuali mereka berisiko tinggi, seperti petugas kesehatan garis depan.

“Studi Pfizer-BioNTech akan dijalankan di AS, Eropa, Amerika Selatan dan Afrika dan berfokus pada trimester ketiga kehamilan untuk meminimalkan risiko pada bayi yang belum lahir,” kata BioNTech dalam pernyataan melalui email. 

Perusahaan akan mengevaluasi apakah antibodi yang berpotensi dapat melindungi jika ditransfer ke bayi, dan wanita yang mendapatkan plasebo dalam penelitian ini, dan akan diberi kesempatan untuk mendapatkan vaksinasi setelah melahirkan.

Sebagian besar perusahaan juga telah menyiapkan register untuk memantau peserta yang hamil setelah mengambil bagian dalam uji coba vaksin. 

Astra dan mitranya Oxford mengatakan kepada panel AS bahwa pada Januari sudah ada 21 wanita hamil menjalani uji coba vaksinasi, sementara 23 wanita --dari program studi Pfizer-BioNTech-- melaporkan tahun lalu bahwa mereka sedang hamil.

Peneliti utama pada uji coba Oxford-Astra Inggris, Andrew Pollard, mengatakan universitas akan melaporkan temuan setelah semua bayi yang dikandung dalam populasi penelitian telah ditindaklanjuti.

Panduan Inggris saat ini menyarankan agar dosis vaksin kedua ditunda, jika seorang wanita berisiko rendah hamil setelah suntikan pertama.

Uji coba vaksin untuk anak-anak juga baru dimulai dalam beberapa bulan terakhir, dengan data pertama hasilnya diharapkan pada musim panas. 

Meskipun anak-anak umumnya tidak menderita Covid yang parah, mereka bisa menjadi kunci untuk mencegah penularan ke orang yang rentan, termasuk wanita hamil di rumah.

“Ini adalah celah dan itu salah satu yang kami cari untuk melihat bagaimana kami dapat mengatasinya,” kata Kepala Eksekutif Badan Pengatur Produk Obat & Kesehatan Inggris, June Raine.

“Kami menghargai adanya kebutuhan akan beberapa data yang lebih kuat,” tambahnya.

Institut Kesehatan Nasional AS mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya memulai penelitian tentang efek remdesivir pengobatan Covid-19 pada wanita hamil. 

Obat antivirus dari Gilead Sciences Inc. telah terbukti mempercepat pemulihan dari penyakit parah dan telah disetujui oleh AS untuk digunakan pada pasien Covid-19 tahun lalu.

317

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR