Home Kesehatan Generasi Milenial Waspadai Ancaman Kanker

Generasi Milenial Waspadai Ancaman Kanker

Jakarta, Gatra.com- Pola hidup generasi milenial saat ini dapat menentukan kondisi kesehatan mereka 10 hingga 20 tahun mendatang. Hal ini terutama merujuk pada potensi angka kanker yang terus meningkat di tanah air.

Demikian hal itu dikatakan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Murniati Widodo AS dalam webinar edukasi bagi kalangan milenial untuk meningkatkan kepedulian dan pencegahan dini terhadap penyakit kanker yang diselenggarakan YKI dan didukung oleh MS Glow, Selasa (23/2).

"Oleh sebab itu merupakan suatu keharusan bagi generasi milenial untuk waspada terhadap kanker dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker," kata Murniati.

Menurut data GLOBOCAN 2020, estimasi kejadian kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus baru dan sebanyak 234.511 kematian akibat kanker. "Hanya 5 sampai 10% kanker yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan selebihnya disebabkan oleh lingkungan dan pola hidup," ungkap Murniati.

Sementara itu sebuah studi yang diterbitkan dalam Lancet Public Health dari American Cancer Society selama 20 tahun terakhir menunjukkan terjadi peningkatan tajam pada kejadian kanker pada mereka yang berusia 25 sampai dengan 49 tahun, khususnya yang mengalami obesitas.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Dr. Nadia Ayu Mulansari, SpPD, KHOM menjelaskan bahwa kebanyakan pasien kanker datang pada stadium lanjut. Padahal jika kanker dideteksi dini maka tingkat kesembuhannya akan semakin tinggi.

"Untuk itu, masyarakat, termasuk generasi milenial perlu mengetahui cara mendeteksi dini," ujar Nadia.

Misalnya, untuk deteksi dini kanker payudara, bisa melakukan SADARI (periksa payudara sendiri) serta tes USG atau tes mammografi dan kanker leher rahim dengan tes papsmear.

"Lebih penting lagi adalah mencegah terjadinya kanker sejak usia muda dengan pola hidup sehat, tidak makan-makanan yang diolah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan berolah raga secara teratur,” ia menegaskan.

Ilustrasi kanker payudara. (Shutterstock/ar)

Kanker Payudara

Menurut GLOBOCAN 2020, di Indonesia terdapat 65.858 kasus baru kanker payudara, dengan jumlah kematian akibat kanker payudara sebanyak 22.430 kasus.

Nadia menambahkan, ciri-ciri yang perlu diwaspadai pada payudara adalah jika terdapat benjolan pada bagian dalam  bagian dalam payudara (bisa menempel atau tidak),  dan tidak bergerak.

Hingga keluarnya cairan dari puting payudara dan terjadi hal yang tidak biasa pada kulit payudara. Seperti ruam, kulit payudara tertarik dan bersisik, baik pada area sekitar payudara atau pada puting.

Kanker Serviks

Demikian halnya dengan kanker serviks, data Globocan 2020 menunjukkan di Indonesia ditemukan 36.633 kasus baru kanker serviks dengan jumlah kematian sebanyak 21.003 kasus. Kanker serviks menempati peringkat kanker tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia.

“Kanker serviks diakibatkan oleh virus human papilloma virus (HPV), dimana perjalanannya memakan waktu 10 hingga 20 tahun sejak terkena virus melalui tahapan-tahapan," katanya.

Dalam kurun waktu tersebut, setiap perempuan perlu melakukan deteksi dini. Jika kelainan ditemukan pada tahap lesi prakanker, pengobatan mudah dan efektif.

Dengan demikian tidak akan sampai terjadi kanker serviks, maka  ancaman kematian yang disebabkan kanker serviks dapat dicegah. Upaya pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan IVA atau PAP Smear dan atau HPV test.

HPV, virus penyebab kanker (Shutterstock)

Kanker Kolorektal

Sama halnya Kanker Kolorektal, menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker kolorektal di Indonesia tahun 2020 mencapai 34.189 kasus. Nadia menjelaskan bahwa gaya hidup sangat mempengaruhi potensi terjadinya kanker.

"Mulai sekarang, tidak merokok, lakukan aktivitas fisik, berolah raga, terapkan pola makan yang sehat dengan mengurangi asupan karbohitrat, gula, maupun lemak, perbanyak sayur dan buah," pungkasnya.

412