Home Ekonomi Di Kendal, Kluwih Diolah Jadi Jenang, Abon dan Emping

Di Kendal, Kluwih Diolah Jadi Jenang, Abon dan Emping

Kendal, Gatra.com- Terinspirasi dari banyaknya pohon kluwih yang hampir dijumpai di setiap pekarangan rumah di desanya, ibu-ibu binaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Desa Kaliyoso, Kecamatan Kangkung, Kendal, Jawa Tengah, mencoba mengolahnya menjadi beberapa jajanan.
 
Kluwih adalah sayuran buah yang cukup sering ditemui di pasaran. Selain disayur, ternyata biji kluwih juga bisa dibuat jenang dan emping yang rasanya enak.
 
Tanaman ini memiliki cita rasa yang khas, yang tidak dimiliki oleh nangka maupun sukun sebagai kerabatnya. Penampakan sayur ini memiliki duri yang lebih runcing daripada nangka.
 
Meskipun buah yang satu ini musiman adanya, namun kalau sedang musimnya, pastilah laris manis.
 
Selain itu, buah yang mirip dengan sukun dan nangka ini memiliki rasa yang lezat bila dimasak. Teksturnya yang lebih alot daripada nangka muda dan sukun, namun memendarkan aroma yang lebih tajam.
 
Ditangan Durotul Mahmudah dan rekan-rekannya di Desa Kaliyoso, buah kluwih diolah menjadi jenang, abon hingga diolah jadi emping. 
 
Tak segan, Durotul Mahmudah saat ditemui menunjukan cara mengolah kluwih untuk menjadi beberapa jajanan. Ia mengambil buah kluwih lalu dikupas dengan tangannya yang penuh inovasi.
 
Kluwih yang telah dikupas kemudian dia ambil isinya untuk direbus. Isi dari buah kluwih yang direbus bisa diolah menjadi bahan dasar emping dan jenang.
 
Untuk membuat emping dari buah kluwih, Durotul mengambil lima buah biji kluwih untuk ditumbuk menjadi satu kemudian dijemur. Sedangkan untuk membuat jenang dari biji kluwih, biji kluwih yang telah dimasak kemudian diblender dan diberi sedikit air.
 
Setelah menjadi adonan, kemudian diberi campuran gula aren, gula pasir, santan dan sedikit garam supaya menghasilkan rasa jenang yang manis dan gurih.
 
Ia pun tak lupa memberi tepung ketan supaya semua bahan mengikat dalam adonan. Setelah dimasak selama dua hingga empat jam dan mendapati adonan mengental, jenang biji kluwih sudah menjadi jenang yang siap dikemas dalam plastik sesuai ukuran.
 
"Sebenarnya dimasak dua jam saja sudah cukup, tapi mengingat jajanan ini tidak pakai pengawet, masaknya ditambahi hingga empat jam biar awet sampai dua minggu," terang Durotul Mahmudah, Minggu (28/3).
 
Jemarinyapun dengan luwes mengemas satu persatu jenang dalam plastik yang telah disiapkan. "Biar tambah enak dan lebih memikat rasa, jenang bisa juga ditaburi biji wijen, katanya.
 
Dia mengungkapkan, untuk membuat abon dari kluwih, bahan dasanyanya adalah daging dari buah kluwih yang disangrai dan diberi bumbu-bumbu.
 
Menurutnya, dengan membuat aneka olahan dari buah kluwih, seperti jenang, emping dan abon ternyata bisa menambah penghasilan.
 
Di sini kan banyak pohon kluwih, tapi selama ini dibuat sayur, kemudian kami mencoba untuk dibuat olahan lain, di antaranya dibuat emping, abon dan jenang, ungkapnya.
 
Setelah banyak yang pesan, akhirnya dibuat kemasan dan bisa dijual di toko-toko. Satu kemasan isi 11 biji dijual dengan harga Rp 15 ribu, imbuh Durotul.
 
Durotul mengatakan, ketiga produk barunya berbahan dasar kluwih baru berjalan sekitar tiga bulan. Pada akhir 2020 lalu ia mendapatkan pelatihan UMKM dalam memanfaatkan kluwih disekitar tempat tinggalnya.
 
Dalam proses pembuatan jenang, ia memanfaatkan semua biji kluwih baik yang berukuran besar ataupun kecil. Dalam sehari ia bisa mengolah hingga 5 kilogram atau sekitar 15 buah kluwih.
 
"Dari 5 kilogram kluwih ini bisa membuat 15 bungkus abon seberat 100 gram perbungkusnya. Per bungkus kami jual seharga Rp 15ribu. Sedangkan untuk emping kluwih, perkilo Rp 60 ribu," tuturnya.
 
Sementara itu, Pembina dari Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kendal, Wiwid berharap, produk yang sudah dibuat harus bisa dikembangkan, paling tidak dipertahankan jangan sampai berhenti.
 
Sebagai pelaku usaha harus terus berinovasi supaya bisa berkembang. Harapannya, ibu-ibu itu bisa terus mengembangkan usahanya, harapnya.
 
941