Home Hukum Bahaya! Bengawan Solo Tercemar Mengandung Mikroplastik

Bahaya! Bengawan Solo Tercemar Mengandung Mikroplastik

Sukoharjo, Gatra.com - Warga terdampak limbah PT Rayon Utama Makmur (RUM) Desa Plesan, Kecamatan Nguter yang tergabung dalam gerakan peduli lingkungan (GPL) Sukoharjo menduga air limbah cair yang mengalir melalui pipa merembes dan mencemari Sungai Bengawan Solo. Mereka meneliti kualitas air sungai dengan mengambil sampel air di 11 lokasi di sepanjang Kali Gupit hingga Sungai Bengawan Solo.

Perwakilan GPL Sukoharjo mendatangi Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Rabu (28/4). Mereka ingin beraudiensi ihwal dugaan pencemaran air sungai yang belum tuntas. 

Penelitian kualitas air dilakukan tim dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) dan GPL Sukoharjo yang melakukan pengambilan sampel air di 11 lokasi di sepanjang aliran Kali Gupit dan Sungai Bengawan Solo pada Maret. Selama ini, pembuangan limbah cair pabrik melalui pipa besar yang ditimbun di dalam tanah tepat di dasar Kali Gupit dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. 

Pipa besar itu dipasang mulai dari lokasi pabrik hingga Sungai Bengawan Solo yang jaraknya lebih dari lima kilometer. Hasil uji kualitas air sungai menyebutkan air sungai mengandung partikel mikroplastik dan zat kimia yang membahayakan kesehatan manusia. 

"Kami menggandeng peneliti Ecoton yang berkompeten dalam lingkungan hidup terutama sumber daya air. Banyak ditemukan rembesan air limbah dari pipa yang ditimbun di dalam dasar sungai," kata Koordinator GPL Sukoharjo, Hirman.

Hirman mencontohkan, hasil pengukuran kualitas air Sungai Bengawan Solo kian memburuk. Kadar keasaman atau (pH) di sebagian besar lokasi pengambilan sampel air di atas 7.5. Bahkan, pH di lokasi pembuangan limbah di tempuran Sungai Bengawan Solo yakni 7.8. 

Padahal, pH normal air sungai antara 7 dan maksimal 7.5. Selain itu, rembesan limbah cair mengalir ke areal persawahan milik warga setempat. 

"Tanah sawah yang dialiri limbah cair berubah menjadi kecoklatan. Sedangkan, tanah sawah yang tidak teraliri limbah cair pabriktetap hitam," ucapnya.

Hirman menyampaikan Sungai Bengawan Solo merupakan salah satu sumber air strategis yang melintasi wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Banyak kehidupan yang bergantung pada Sungai Bengawan Solo sebagai sumber air masyarakat di dua daerah tersebut. Ribuan petani juga menggantungkan hidup dari Sungai Bengawan Solo yang memasok air ke lahan pertanian saat masa tanam padi. 

"Ekosistem sungai harus dijaga dan dilestarikan. Kami meminta agar manajemen pabrik menghentikan pembuangan limbah ke Sungai Bengawan Solo," ujarnya.

Pipa limbah cair itu pernah patah di tiga lokasi pada 2019 saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi. hujan lebat dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Nguter selama berjam-jam. Saking derasnya aliran sungai mengakibatkan pipa limbah cair patah di tiga lokasi.

Kepala Bagian Tata Usaha BBWSBS, Bambang, mengatakan, pengawasan dan pemberian sanksi kasus pencemaran lingkungan merupakan ranah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo. Balai besar hanya bertugas melakukan konservasi sumber daya air termasuk Sungai Bengawan Solo. 

"Bukan ranah dan domain kami untuk menentukan apakah ada pencemaran air sungai atau tidak. Ini domain DLH Sukoharjo sebagai perpanjangan tangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," tandasnya.

1867