Home Politik Loncat dari 'Kandang Banteng', Mahdan Mendarat dalam Lindungan Kabah

Loncat dari 'Kandang Banteng', Mahdan Mendarat dalam Lindungan Kabah

Batanghari, Gatra.com - Muhammad Mahdan akhirnya masuk dekapan Partai Persatuan Pembangunan [PPP] usai meloncat dari 'kandang banteng'. Mantan Ketua DPRD Batanghari periode 2014-2019 sebelumnya mengantongi KTA [Kartu Tanda Anggota] PDIP.

Kini dia menjabat Wakil Ketua Ketua Bidang Usaha dan Koperasi DPW PPP Jambi. Adik ipar mantan Bupati Batanghari periode 2013-2016 Sinwan, memulai karir di dunia politik sejak 2009 silam melalui perahu PKPB [Partai Karya Peduli Bangsa].

Kepada Gatra.com usai mengikuti Rapimwil I DPW PPP Jambi, Mahdan mengaku tak pernah berhenti dari kehidupan dunia politik. Usai meninggalkan PKPB, dia mendarat di PAN [Partai Amanat Nasional] pada pemilihan legislatif 2014.

"Sampai hari ini, sampai sebelum masuk ke PPP saya masih tetap di dunia politik. Tidak pernah berhenti di dunia politik. Jadi saya tidak pernah merasa terjun kembali karena memang masih eksis di dunia politik," ujar pria berkacamata, Minggu (12/9).

Mahdan mengucapkan terima kasih kepada DPP dan DPW PPP Jambi atas kepercayaan partai besutan Suharso Monoarfa sebagai kader partai berlambang Ka'bah. Amanah tersebut diharapkan bisa mewujudkan cita-cita DPC, DPW dan DPP PPP guna membesarkan partai, khususnya di Kabupaten Batanghari.

"Kalau persoalan memilih partai politik, ini semuanya serba kebetulan. Kalau bicara dulu masa kuliah di Jogja, saya adalah orang yang terjun di PPP, memang tidak sebagai pengurus. Karena dulu memang cuma ada tiga partai, yakni PPP, PDI dan Golkar," katanya.

Ia ingat betul sewaktu kuliah di Kota Gudeg, kebanyakan mahasiswa berada pada garis PPP. Tawaran bergabung rupanya bukan hanya datang dari PPP. Parpol besar lain yang sempat merayu dia menjadi kader diantaranya PKB dan Partai NasDem. "Tapi pilihan jatuh kepada PPP. Karena pengurus partai di Batanghari teman semua," ucapnya.

Komunitas politik awal terjadi pasca Pilkada sepulang dari kegiatan pleno KPU di Gedung Pemuda, Muara Bulian mengumumkan Muhammad Fadhil Arief dan Bakhtiar sebagai pemenang Pilkada serentak 2020. "Kala itu Bupati MFA lebih intens menjalin komunikasi dengan saya. Inilah akhirnya saya bergabung dengan PPP," katanya.

Menurut dia dalam dunia politik banyak hal harus menjadi pertimbangan. Mahdan beranggapan keberadaan dirinya di PPP bakal memberikan kesempatan membesarkan partai karena lebih dapat ruang untuk bekerja. 

"Partai lain juga memberikan ruang, cuma saya kira belum seleluasa apa yang disampaikan PPP kepada saya. Kalau partai lain saya anggap cuma sebatas hari itu juga. Tapi kalau PPP setelah pak MFA terpilih lebih intens mengajak bergabung," ujarnya.

Ia juga punya pertimbangan siapa yang lebih serius dalam urusan komunikasi politik. Keputusan bergabung dengan PPP tidak melibatkan keluarga. Bagi dia jangan berikan beban target-target tertentu. 

"Alhamdulillah beliau [MFA] tidak membebankan target karena beliau tau niat saya membesarkan partai semampu dan sekuat tenaga saya. Kalau saya diberikan target nanti saya punya beban," ujarnya.

Semua kader partai punya beban politik sebatas kemampuan memikul beban tersebut. Terpenting adalah kader diberikan ruang gerak bekerja meraup suara di basis masing-masing. Jabatan dalam kepengurusan DPW PPP Jambi diakui Mahdan sesuai background yakni dunia koperasi dan dunia usaha.

"Walaupun usaha saya tidak sebesar orang, cuma usaha kecil, tapi itulah kehidupan saya. Ke depan kita harus berbuat banyak agar tumbuh usaha-usaha di Kabupaten Batanghari, yang sifatnya paling tidak ada ke luar dari keluarga besar PPP," katanya.

5314